Namun, tahun lalu bisa mencapai 90 ribu orang (per hari).
Jakarta (ANTARA) – Rendahnya cakupan vaksinasi booster perlu dibenahi sebelum Indonesia mencapai status endemis COVID-19, kata Kepala Sub Bagian Pendukung Kesehatan Gugus Tugas COVID-19 Alexander K. Ginting.
“Vaksinasi masih menjadi pekerjaan rumah (yang harus dilakukan oleh pemerintah),” ujarnya dalam acara “Talkshow: Mengukur Relevansi Protokol Kesehatan” secara virtual, Kamis.
Program vaksinasi ini menargetkan untuk menginokulasi lebih dari 235 juta orang terhadap COVID-19. Cakupan dosis pertama sudah mencapai 86,69 persen atau setara lebih dari 203 juta orang, sedangkan cakupan dosis kedua sudah menyentuh 72,9 persen atau lebih dari 170 juta orang, katanya.
Berita Terkait: Bio Farma siap memproduksi 20 juta dosis vaksin IndoVac
Namun yang menjadi permasalahan saat ini adalah cakupan imunisasi booster masih rendah yaitu 26,05 persen dari total target atau 61 juta orang, ujarnya.
“Kemajuan cakupan vaksinasi berbeda dengan tahun lalu (tahun 2021). Saat ini baru mencapai 15 ribu orang (per hari). Namun, tahun lalu bisa mencapai 90 ribu orang (per hari),” ujarnya.
Oleh karena itu, pejabat tersebut mengatakan bahwa akses masyarakat ke pusat vaksinasi serta pelaksanaan program percepatan vaksinasi perlu dievaluasi kembali.
“Tahun lalu satgas mulai dari perangkat desa dan binaan panwas (Babinsa) desa terlibat aktif (dalam program vaksinasi), dan membuat cakupan vaksinasi menjadi tinggi,” ujarnya.
Berita Terkait: Sekitar 60,89 juta orang Indonesia menerima dosis booster COVID-19
Namun, ketika tren kasus COVID-19 mulai menurun, antusiasme masyarakat terhadap vaksinasi juga menurun, ujarnya. Meski vaksinasi booster sudah menjadi kebutuhan wisatawan, cakupan vaksinasi belum setinggi tahun 2021.
“Oleh karena itu, harus menjadi kampanye bersama kita untuk memvaksinasi 140 juta orang yang ditargetkan,” kata Ginting.
Prioritas utama dalam program vaksinasi adalah kelompok lansia dan masyarakat umum, tambahnya.
“Vaksinasi harus dinilai sebagai perlindungan agar masyarakat tidak tertular (virus). Diharapkan bupati dan walikota memberikan akses bagi masyarakat umum dan kelompok lansia di seluruh Indonesia, sehingga masyarakat bisa mendapatkan vaksinasi,” dia berkata.
Berita Terkait: Pemerintah bantu desa kelola dana penanganan COVID yang tidak terpakai: kementerian
Berita Terkait: Persiapan transisi endemik bertahap 2023: satgas