Sebab, jika kita tidak memiliki kapasitas (medis) yang merata di seluruh dunia saat pandemi terjadi, pandemi tidak akan berakhir.
Bali (ANTARA) – Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin pada Senin menyerukan “Tat Twam Asi,” prinsip hidup umat Hindu Bali, sebagai semangat kolaborasi global dalam penanganan pandemi di masa depan.
“Izinkan saya berbagi dengan Anda filosofi Sansekerta kuno yang diajarkan kepada semua orang Bali sejak mereka masih sangat muda di sekolah, Tat Twam Asiyang artinya ‘aku (adalah) kamu, (dan) kamu adalah aku,’” ujarnya saat meresmikan Pertemuan III Health Working Group (HWG) di Jakarta, Senin.
Kalimat tersebut telah membimbing masyarakat Bali selama berabad-abad untuk bersikap baik dan peduli satu sama lain, katanya.
“Mereka percaya bahwa menyakiti satu sama lain pada dasarnya menyakiti diri mereka sendiri, dan saling membantu pada akhirnya membantu diri mereka sendiri,” katanya.
Sejauh ini, G20 2022 telah membahas berbagai upaya penguatan arsitektur kesehatan global dengan tiga agenda utama, yaitu penguatan ketahanan sistem kesehatan global, harmonisasi standar protokol kesehatan global, serta perluasan manufaktur global dan pusat penelitian untuk mencegah dan merespons. untuk pandemi di masa depan, tambah menteri.
Berita Terkait: Menteri menyoroti perlunya memperkuat arsitektur kesehatan global
Sementara itu, HWG Meeting ke-3 difokuskan pada tiga tujuan utama. Pertama, mendirikan pusat manufaktur vaksin, terapi, dan alat diagnostik (VTD) dan pusat penelitian kolaboratif untuk mendukung pengembangan dan penguatan kapasitas manufaktur VTD yang digerakkan oleh penelitian di negara-negara berpenghasilan menengah rendah (LMICs).
Kedua, berbagi mekanisme dan menyelaraskan peraturan untuk memungkinkan pengembangan kapasitas global untuk memastikan dan mempercepat ketersediaan VTD selama keadaan darurat kesehatan masyarakat.
Selain itu, tujuannya juga termasuk memperoleh kesepakatan prinsip tentang pembentukan kolaborasi Uji Klinis Multi-Pusat VTD di antara negara-negara G20.
Pandemi dapat muncul di mana saja di dunia, dan dengan demikian, respons cepat penting untuk mengurangi wabah penyakit, kata Sadikin.
“Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk menggunakan momen ini untuk memperluas penelitian dan kapasitas produksi secara adil dan merata sebagai upaya persiapan, pencegahan, dan respons global,” tambahnya.
Dikatakannya, dalam pertemuan tersebut, G20 berupaya mendorong kesetaraan dalam penelitian dan produksi alat kesehatan.
“Karena, jika kita tidak memiliki kapasitas (medis) yang merata di seluruh dunia saat pandemi terjadi, pandemi tidak akan berakhir,” tambahnya.
Berita Terkait: Lima negara G20 sepakat bangun pusat produksi vaksin
Berita Terkait: Implementasi HWG ke-3 untuk membangun sistem kesehatan global yang setara: Menteri