Padang Pariaman (ANTARA) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat di Sumatera Barat merevisi tata ruang wilayahnya sebagai bagian dari upaya mitigasi menyusul ditemukannya sesar baru.
“Dengan ditemukannya sesar-sesar baru yang selama ini belum ditemukan, perlu dilakukan penyesuaian spasial untuk mitigasi ke depan,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Selasa, saat memberikan rincian perkembangan gempa berkekuatan 6,1 di Pasaman Barat di ruang VIP Bandara Internasional Minangkabau.
Dikatakannya, setelah BMKG melakukan penelitian, ditemukan sesar baru, sehingga perlu dilakukan penyesuaian tata ruang karena sebelumnya kawasan tersebut dianggap aman.
Berita Terkait: BMKG mendeteksi patahan baru pascagempa Pasaman Barat
“Hasil kajian menemukan sesar Talamau di Pasaman Barat. Oleh karena itu, kawasan ini perlu diwaspadai karena masuk dalam zona merah sesuai hasil pemetaan baru,” ujarnya.
Artinya, kawasan tersebut berpotensi mengalami guncangan dengan intensitas kuat hingga 8 MMI yang dapat menyebabkan rumah roboh, jelasnya.
“Oleh karena itu, penting untuk menyiapkan bangunan tahan gempa dan mengatur tata ruang di zona tersebut,” tambahnya.
Pascagempa, pemerintah daerah perlu lebih memperhatikan pembangunan gedung di daerah tersebut, ujarnya.
Berita Terkait: 6.1 Pengungsi gempa bumi dengan rumah yang tidak rusak harus kembali ke rumah: BMKG
Menurut BMKG, gempa berkekuatan 6,1 di Pasaman Barat diikuti oleh 161 gempa susulan.
“Namun kekuatan gempa susulan terus melemah dan hanya enam gempa susulan yang bisa dirasakan,” kata Karnawati.
Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu khawatir dengan gempa susulan karena potensinya semakin berkurang, tambahnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Seismologi BMKG, Rahmat Triyonom mengatakan, penemuan sesar baru itu berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kabupaten Pasaman Barat.
x
“Awalnya kami mengira episentrum gempa berasal dari sesar terdekat di lokasi gempa, yakni sesar Angkola dan Sianok. Namun, penelitian lebih lanjut menemukan bahwa gempa tersebut berasal dari segmen baru,” katanya.
Triyono mengatakan sesar baru tersebut memiliki mekanisme sesar mendatar dan telah bergeser ke kanan.
Berita Terkait: BMKG bantah gempa berkekuatan 7,5 SR akan melanda Pasaman Barat
“Untuk sementara segmen ini diberi nama Talamau,” ujarnya.
Lebih lanjut dia menduga ruas tersebut terhubung dengan Sianok. Namun, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan tentang ini, tambahnya.
Triyono menjelaskan, segmen Talamau berpotensi memicu gempa berkekuatan 6,2 SR karena tidak terlalu panjang dibandingkan segmen lainnya.
Berita Terkait: BMKG mendeteksi patahan baru pascagempa Pasaman Barat
Berita Terkait: Kunjungan wisatawan melonjak 13,42% yoy di Jan: BPS