Jakarta (ANTARA) – Pembangunan ibu kota baru (IKN), Nusantara, sejak tahap awal atau zero stage merupakan peluang bagi Indonesia untuk menciptakan kota terbaik di dunia, kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Di titik nol kilometer Nusantara, Kalimantan Timur, Senin, dia mengatakan ibu kota baru bisa menjadi No.1 dalam sistemnya.
Artinya, Nusantara bisa menjadi kota cerdas dan hijau yang menghasilkan nol karbon.
Apalagi Nusantara juga bisa menjadi kota terbaik dari segi desain, ujarnya.
Perkembangan Nusantara juga menjadi momen bersejarah bagi Indonesia karena untuk pertama kalinya bangsa ini membangun kota dari nol dan tidak hanya sekedar memindahkan ibu kota ke kota lain.
Oleh karena itu, ini menjadi peluang bagi pemerintah untuk merancang kota cerdas dan berkelanjutan sejak awal.
“Biasanya kota yang dirancang dibuat oleh pihak swasta. Belum pernah ada kota yang dibuat oleh negara,” ujarnya.
Pembangunan Nusantara untuk mewujudkan kota modern, cerdas, dan hijau, membutuhkan waktu yang relatif lama, kata Kamil.
Untuk itu, ia berharap masyarakat memahami bahwa pembangunan Nusantara tidak akan selesai dalam waktu tiga sampai lima tahun.
“Kota-kota di dunia berawal dari sebuah visi. Ada yang menyelesaikan visi ini dalam waktu 10 tahun. Tidak realistis untuk menyelesaikan visi ini di bawah 10 tahun, jadi butuh waktu,” jelasnya.
Dia juga mencatat bahwa ada tantangan untuk membuat orang menjadi sukarelawan untuk pindah ke Nusantara.
Oleh karena itu, pemerintah harus menyediakan fasilitas yang memadai agar masyarakat secara sukarela mau pindah ke Nusantara.
Berita Terkait: Presiden Jokowi, Ibu Negara akan camping di IKN Nusantara
“Kalau kita hanya mengandalkan penduduk PNS, pasti kota ini akan sepi,” ujarnya.
Gubernur yang berlatar belakang arsitektur ini menilai, Kepala Otorita Nusantara Ibu Kota Bambang Susantono mampu mewujudkan Nusantara sesuai dengan harapan banyak orang dan visi misi Presiden Joko Widodo.
Kamil menginformasikan bahwa dia berteman baik dengan Susantono dan kuliah di universitas yang sama dengannya, yaitu Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat, dan University of California, Berkeley, Amerika Serikat.
Berita Terkait: Kepala otoritas Nusantara harus memenuhi beberapa kriteria: ahli