TEMPO.CO, Jakarta – Ima Mahdiah, anggota PDIP dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Jakarta, mengkritik Majelis Ulama Daerah (MUI) Jakarta atas rencananya untuk membentuk tim tentara siber untuk membela gubernur Anies Baswedan. Menurutnya, sebagai wadah ormas Islam, seharusnya MUI tidak melakukan hal tersebut.
Ima melihat warga Jakarta masih terpolarisasi akibat pemilihan gubernur sebelumnya, dan apa yang akan dilakukan MUI Jakarta bisa semakin meningkatkan polarisasi.
“MUI adalah induk organisasi Islam. Tidak boleh mencampuri politik praktis yang memperlebar jurang pemisah,” kata politisi PDIP itu, Senin, 22 November, di kantornya di Jakarta Pusat.
Menurut Ima, cyber army tidak diperlukan karena masing-masing instansi telah diberikan anggaran untuk mempromosikan program dan mensukseskan program Anies.
“Menurut saya, MUI justru harus memberikan dukungan psikologis kepada warga Jakarta, terutama yang sebelumnya terpolarisasi,” kata Ima.
Jakarta MULTIFUNGSI baru-baru ini menjadi sorotan publik. Setelah DPRD DKI menyetujui hibah Rp 10 miliar untuk organisasi tersebut, Ketua MUI DKI Jakarta Munahar Muchtar mengumumkan rencana pembentukan tim cyber army untuk membela Anies Baswedan dan tokoh-tokoh lainnya dalam kontribusi pembangunan kota di media sosial.
Membaca: PDIP curiga dengan desakan Anies Baswedan menjalankan Formula E.
M JULI FIRMANSYAH