Pemerintah saat ini sedang concern untuk membuat sistem, sehingga investor yang tertarik di bidang ini benar-benar memikirkan dampak lingkungan.
Jakarta (ANTARA) – Kementerian Penanaman Modal atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memastikan pemerintah siap memberikan insentif fiskal dan nonfiskal untuk mendukung pertumbuhan investasi hijau.
Insentif tersebut tidak harus berupa keringanan pajak tetapi juga kemudahan, kata Direktur Promosi ASEAN, Australia, Selandia Baru, dan Kawasan Pasifik Kementerian Saribua Siahaan.
“Misalnya jalur hijau dalam impor barang juga bisa menjadi insentif,” katanya saat webinar Potensi Investasi Hijau dan Desain Insentif Menarik, Selasa.
Menurut Siahaan, dulu investor perlu memiliki rekam jejak yang terbukti sebelum menerima fasilitasi impor barang.
Namun, investor baru saat ini dapat memperoleh kemudahan impor barang untuk bahan modal atau barang untuk mendorong realisasi investasinya.
“Kalau mesinnya cepat datang, maka bisnis bisa berjalan lebih awal. Ini juga insentif,” ujarnya.
Berita Terkait: Indonesia, Korea Selatan menandatangani perjanjian investasi hijau
Kementerian Penanaman Modal memberikan perhatian khusus pada investasi hijau karena potensinya yang sangat besar di Indonesia.
“Pemerintah saat ini sedang concern membuat sistem, sehingga investor yang tertarik di bidang ini benar-benar memikirkan dampak lingkungan,” kata Siahaan.
Meski demikian, insentif di sektor-sektor yang mendukung ekonomi hijau tidak bisa disamaratakan karena harus dilihat kasus per kasus, tegasnya.
Namun, pada dasarnya, pemerintah prihatin dengan penyesuaian sistem perizinan investasi untuk memberikan kepastian kepada investor, katanya.
Pemerintah siap menginformasikan kepada investor tentang potensi dan regulasi di bidang investasi sekaligus membantu rencana dari investor yang tertarik untuk berinvestasi di Indonesia, tambahnya.
Dalam acara tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyoroti bahwa untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 memerlukan investasi senilai US$1.108 miliar, khusus untuk pembangkit listrik terbarukan tambahan.
Berita Terkait: EIB mendukung pengembangan proyek hijau Indonesia: menteri
Berita Terkait: Pilih investasi hijau untuk mendukung transisi energi: BI