Buleleng, Bali (ANTARA) – Gubernur Bali I Wayan Koster meletakkan batu pertama pembangunan menara telekomunikasi sepanjang 115 meter bernama Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali di Kabupaten Buleleng, Sabtu.
Menara Turyapada KBS 6.0 Kerthi Bali akan memiliki ketinggian 115 meter, (dan akan) dibangun pada ketinggian 1.521 meter dari permukaan laut, sehingga total ketinggian menara menjadi 1.636 meter, ”informasi Koster dalam Adat Amerta Sari Desa, Kecamatan Sukasada, Buleleng.
Bagian atas Menara Turyapada akan berfungsi sebagai pemancar untuk siaran TV digital, telekomunikasi seluler, Internet, dan komunikasi radio lokal.
Tubuh menara akan berisi planetarium, skywalk, restoran berputar, dan jembatan kaca, sedangkan alas menara akan mendukung pariwisata konvensional dengan perumahan laboratorium pendidikan dan museum komunikasi, yang akan menampilkan teknologi dari setiap era peradaban.
Koster mengatakan menara yang dibangun dengan anggaran Rp418 miliar ini tidak kalah dengan menara-menara ternama dunia seperti Menara Eiffel, Menara Tokyo, Menara Toronto (CN Tower), Menara Makau, dan Menara Fernsehturm.
“Turyapada Tower (terletak) di perbukitan (dikelilingi) perkampungan, berbeda dengan tower lainnya yang berada di pusat kota,” kata Koster.
Menara tersebut ditargetkan mampu berdiri minimal 500 tahun dan tahan terhadap angin dan gempa, ujarnya.
Menara Turyapada digagas Gubernur Koster sebagai janji politik kepada masyarakat Buleleng yang kerap menghadapi keterbatasan liputan siaran televisi.
Koster mengatakan, oleh karena itu, dia memutuskan untuk membangun menara di Bali Smarts Communication Technology Park yang terintegrasi.
Turyapada Tower akan mendukung siaran TV digital di 80 persen wilayah Buleleng, Jembrana, dan Karangasem.
Menara tersebut sedang dibangun PT Hutama Karya bersama PT Yodya Karya, dan ditargetkan rampung pada Agustus 2023.
Berita Terkait: Mempersiapkan tiga desa wisata di Buleleng, Bali, untuk delegasi G20
Berita Terkait: Museum Leiden mengkurasi karya seni Buleleng