Oleh karena itu, kami akan memperluas tes ke 15 dari setiap seribu warga di daerah atau cluster dengan tingkat positif yang tinggi. Prioritas tes ditingkatkan untuk tes epidemiologi daripada tes skrining.
Jakarta (ANTARA) – Pemerintah menempuh tiga strategi untuk mencegah masyarakat terpapar COVID-19 selama Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat (PPKM) Jawa dan Bali 3-30 Juli 2021, kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Ketiga strategi tersebut adalah pertama menyesuaikan perilaku dengan PPKM darurat; Deteksi pasien yang mencurigakan melalui kegiatan testing, tracking, dan treatment (3T); dan percepatan vaksinasi COVID-19, kata Sadikin saat konferensi pers online di Jakarta, Kamis.
Penyesuaian perilaku PPKM darurat antara lain memakai masker, cuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak fisik, kata Menkeu.
Pemerintah sekarang akan meningkatkan kegiatan pengujian dan penelusuran dengan faktor empat, seperti yang dilakukan negara-negara lain yang telah melihat peningkatan kasus COVID-19 aktif, katanya.
Untuk itu, pemerintah akan meningkatkan pengujian menjadi 400.000 hingga 500.000 sampel sehari, naik dari 100.000 sampel sehari sebelumnya, kata Sadikin.
“Kami telah mengeluarkan pedoman berdasarkan standar WHO,” katanya.
Berita serupa: COVID-19: Pemerintah menguji 324.283 orang setiap hari selama PPKM Darurat
Jika tingkat positif di bawah lima persen, hanya satu dari seribu warga yang diuji setiap minggu. Jika tingkat positif di atas lima persen dan di bawah 15 persen, tingkat pengujian minimum adalah lima dari setiap seribu warga per minggu.
Jika tingkat positif di atas 15 persen dan di bawah 25 persen, 10 dari seribu warga diuji setiap minggu. Jika tingkat positif lebih dari 25 persen, 15 dari setiap seribu warga diuji setiap minggu.
Peningkatan jumlah tes harus tetap mengikuti strategi pengujian yang benar dengan mengutamakan pasien yang mencurigakan dan yang pernah kontak dekat dengan pasien terkonfirmasi COVID-19.
Siapa pun yang telah melakukan kontak dekat dengan orang yang dikonfirmasi COVID-19 harus diuji dan dikarantina, katanya.
Menkeu mencatat bahwa skrining orang yang tidak menunjukkan gejala dan yang tidak melakukan kontak dekat dengan pasien COVID-19 bukanlah kegiatan utama dari strategi pengujian pemerintah.
Tes antigen cepat (RDT) hanya digunakan sebagai alat diagnostik ketika sumber daya terbatas, kata Sadikin.
“Jadi kami akan memperluas tes ke 15 dari setiap seribu warga di daerah atau cluster dengan tingkat positif yang tinggi. Prioritas tes ditingkatkan untuk tes epidemiologi daripada tes skrining untuk pasien suspek dan orang yang pernah kontak dekat dengan pasien COVID-19,” tegas Menkeu.
Pemerintah akan memperketat karantina bagi siapa saja yang pernah melakukan kontak dekat dengan pasien COVID-19 sebagai bagian dari tindakan pencegahan penularan.
Berita serupa: Pemudik wajib menggunakan PPKM pada saat darurat. Bawalah kartu vaksinasi bersama Anda
.