Palangka Raya, Kalimantan Tengah (ANTARA) – Pemimpin Otoritas Ibu Kota Baru tidak hanya harus cerdas dan gigih dalam membangun infrastruktur, tetapi juga memiliki kepekaan dan kemampuan melihat potensi kearifan lokal, kata Senator Agustin Teras Narang.
Kesadaran akan kearifan lokal sangat penting untuk mendorong masyarakat dan pemangku kepentingan di Pulau Kalimantan untuk mendukung Ibu Kota Nusantara (IKN), kata Narang pada webinar “Mencari Pemimpin Ideal Badan Otoritas Ibu Kota Baru Nusantara,” diakses dari Palangka Raya , Kalimantan Tengah, pada Sabtu.
“Karena UU IKN yang disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI), Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI), dan pemerintah pusat, menyebutkan bahwa kedudukan pimpinan Otoritas IKN akan setingkat kementerian dan memiliki otoritas khusus,” tambahnya.
Calon pemimpin ibu kota baru Indonesia akan memiliki kewenangan khusus seperti pemberian izin penanaman modal, kemudahan berusaha, insentif fiskal dan/atau nonfiskal, serta pemberian fasilitas kepada siapa saja yang mendukung pembiayaan untuk persiapan, pengembangan, dan pemindahan. ibu kota baru, katanya.
Ketua Otorita Nusantara Ibukota Baru bahkan bisa membuat sejarah dalam penyelenggaraan negara Indonesia karena mereka akan dipilih dan diangkat oleh Presiden setelah berkonsultasi dengan DPR, katanya.
Mengingat Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) emisi karbon nol bersih pada tahun 2060, pemimpin IKN harus melestarikan kekayaan hutan yang unik di kawasan itu dengan menghindari investasi yang dapat merusak hutan dalam jangka panjang, kata Narang.
“Apa gunanya kota hutan jika jantung Kalimantan hanya menjadi kenangan?” senator berkomentar.
Webinar yang diselenggarakan oleh Borneo Muda ini juga menghadirkan mantan Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie dan Duta Besar Indonesia untuk Kazakhstan dan Tajikistan, Mochammad Fadjroel Rachman, sebagai pembicara.
Berita Terkait: Pengembangan ibu kota baru: Fase 1 untuk fokus pada infrastruktur dasar
Berita Terkait: Jokowi adakan audiensi dengan tokoh adat Kalimantan Timur