Mungkin cinta muda tidak bertahan lama, seperti kisah Romeo dan Juliet karya Shakespeare. Tragedi terjadi saat kita menaruh harapan terlalu tinggi pada romansa sekolah.
Itu adalah pelajaran berat yang harus dipelajari oleh pemain muda Free Fire di Indonesia. Gadis muda itu berasal dari Tangkit, sebuah kota di provinsi Jambi di negara itu, dan berusaha keras untuk bertemu dengan “teman online”-nya, yang dia temui dalam permainan.
Untuk membiayai perjalanannya ke Jakarta, ia menjual sepeda motor ayahnya untuk membeli tiket pesawat ke Jakarta Barat, tempat tinggal teman online-nya.
Ketika dia tiba di bandara Jambi, pacar online itu menolak untuk bertemu dengannya sebelum benar-benar memikatnya dengan tidak membalas pesan gadis itu.
Telah dilaporkan bahwa gadis itu dan pacar online-nya telah berkencan selama tiga tahun, bermain game hit Garena bersama selama berjam-jam.
Patah hati dan terdampar di bandara, membutuhkan seorang pekerja bandara bernama Monica untuk menghibur gadis itu sementara pihak berwenang membatalkan penerbangan gadis muda itu dan menghubungi keluarganya.
Sambil menunggu keluarganya menjemputnya, gadis muda itu menjelaskan kepada Monica rencananya untuk bertemu langsung dengan pacar online-nya untuk pertama kalinya, serta niatnya untuk memberinya 20 juta rupiah.
Tidak ada sepatah kata pun tentang apakah itu semacam penipuan atau situasi ikan lele, seperti laporan awal dari berita tribun tidak menggambarkan insiden ini sebagai salah satu kejahatan dan pengkhianatan. Seluruh kejadian itu tampak, lebih dari segalanya, seperti pernyataan cinta yang polos.
Biarkan ini menjadi pelajaran bagi semua gamer muda untuk tidak terbawa oleh romansa online dan, yang paling penting, untuk tidak menjual barang milik orang lain.