Nusa Dua, Bali (ANTARA) – Persiapan Indonesia untuk pembukaan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 pada Rabu sudah mencapai 90 persen, menurut Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy.
Berbicara di sini, Senin, dia mengatakan bahwa 10 persen sisanya tinggal menunggu konfirmasi.
“Setiap hari, kami akan mengevaluasi kekurangan dan segera menanganinya,” tambahnya.
Jumlah pendaftar acara secara online hampir mencapai tujuh ribu orang, ungkapnya.
Namun, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyeleksi sekitar 4.500 orang yang akan mengikuti ajang online tersebut.
“Sedangkan bagi yang belum terpilih, sudah ada lokasinya yaitu Rumah Ketahanan Indonesia,” jelasnya.
Peserta dapat mengikuti acara di lokasi dengan mengikuti diskusi yang ada di forum GPDRR dan berdialog dengan peminat dan lembaga swadaya masyarakat.
Lembaga-lembaga tersebut telah membantu pemerintah Indonesia dalam melakukan pengurangan risiko bencana di Rumah Ketahanan Indonesia.
Apalagi PBB akan diwakili di forum tersebut oleh wakil sekjen, Aminah J. Mohammed.
Beberapa perwakilan pemerintah dari negara lain telah tiba di Indonesia untuk berpartisipasi dalam acara-acara strategis GPDRR.
Berita Terkait: Mitigasi bencana yang bersumber dari kearifan lokal
Pemerintah Indonesia bertujuan untuk menunjukkan bahwa bangsa ini telah bebas dari pandemi COVID-19 pada GPDRR 2022, kata menteri.
Selain itu, protokol kesehatan telah dilonggarkan untuk acara tersebut, jelasnya.
Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan GPDRR ke-7 pada 23-28 Mei 2022 di Nusa Dua, Bali.
Tema pertemuan tahun ini adalah “Dari Risiko ke Ketahanan: Menuju Pembangunan Berkelanjutan untuk Semua di Dunia yang Berubah COVID-19.”
Berita Terkait: Platform global Bali yang penting untuk mitigasi bencana: kementerian