Jakarta (ANTARA) – Kombinasi perubahan iklim dan penurunan permukaan tanah memicu banjir di kawasan pesisir Pantai Utara Jawa Tengah pada 23 Mei, kata Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Kepala Pusat Geologi Air Tanah dan Lingkungan, Rita Susilawati, Selasa, mengatakan penurunan muka tanah terjadi karena karakteristik tanah dan batuan akibat konsolidasi alam.
Terkait dampak penurunan tanah, Susilawati mengatakan pihaknya masih membutuhkan kajian komprehensif dari kasus pengambilan air tanah.
Berdasarkan data Badan Geologi, karakteristik geologi di wilayah Pekalongan, Semarang, dan Demak sebagian besar berupa endapan tanah lunak yang biasanya rentan terhadap penurunan muka tanah.
“Dari 30 lokasi banjir pantai, tanah lunak terdiri dari batuan aluvial awal yang belum terkonsolidasi,” kata Susilawati dalam konferensi pers.
Berita Terkait: Wilayah Pantura yang paling terdampak banjir pesisir, gelombang pasang: BNPB
Banjir pesisir dengan ketinggian air mencapai lebih dari dua meter telah menenggelamkan pesisir pantai Semarang, Rembang, Pati, Demak, Pekalongan, dan Tegal.
Bencana alam tersebut menenggelamkan ribuan rumah dan melumpuhkan aktivitas ekonomi masyarakat.
Sekretaris Badan Geologi Ediar Usman menyoroti perkembangan dan pemanfaatan lahan di Pantai Utara Jawa Tengah yang saat ini masih berupa tanah tak terkonsolidasi dan sedimen.
Namun, di daerah seperti perumahan, subsidi tanah akan lebih cepat terjadi karena beban tanah yang menyebabkan pemadatan lebih cepat, tambah Usman.
“Jika terjadi sedimentasi, maka akan terjadi konsolidasi pemadatan. Beban berat di atas permukaan tanah akan mempercepat pemadatan dan penurunan tanah. Daerah tersebut kemudian akan rawan banjir pesisir,” ujarnya.
Lebih lanjut dia berpesan agar pengembangan kota-kota di kawasan pesisir harus dilakukan dengan sistem rekayasa yang lebih menyeluruh karena lahannya belum terkonsolidasi, terutama di endapan alluvium, rawa, danau, dan lain-lain.
Berita Terkait: Kementerian melakukan penanganan darurat pasca banjir pantai di Pantura