Operasi perusahaan China di Indonesia telah menjadi bahaya bagi lingkungan negara karena perusahaan-perusahaan ini terus mengeksploitasi sumber daya alam dan mengganggu keseimbangan ekologi negara, kata sebuah laporan media. Mengabaikan lingkungan lokal yang rapuh, perusahaan, yang tidak hanya mengancam flora dan fauna tetapi juga penduduk asli yang menyebabkan perpindahan mereka, terus merugikan keanekaragaman hayati, seperti yang mereka lakukan di Afrika, lapor The Hong Kong Post.
Pembangunan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Batang Toru senilai USD 1,6 miliar, di bawah Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) ambivalen China, telah mengancam Orangutan Sumatera, spesies yang terancam punah di Pulau Sumatera, Indonesia. Apalagi, proyek yang ditolak didanai oleh Asian Development Bank dan International Finance Corporation di tengah masalah lingkungan, didanai oleh Bank of China.
Secara khusus, Presiden China Xi Jinping telah memperjuangkan filosofi kerja sama yang terbuka, hijau, dan bersih untuk membuat pembangunan BRI berkelanjutan dalam pidatonya di Forum Boao (April 2021) untuk Konferensi Tahunan Asia. Namun, standar ganda pembangunan berkelanjutan China terlihat jelas karena aktivitas China saat mengembangkan tambang seng di Sumatera Utara, Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan jalan raya Probolinggo-Banyuwangi telah merusak lingkungan di negara tersebut, menurut media. toko.
Lebih lanjut, PT Dairi Prima Mineral Project (DPM), sebuah proyek penambangan seng telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan petani asli tentang kemungkinan meningkatnya keasaman tanah karena asam sulfat, yang dihasilkan sebagai produk sampingan dari operasi penambangan. Ada juga masalah akuntabilitas dan transparansi proyek mineral, dengan kecurigaan mengenai jumlah otonomi yang diberikan kepada perusahaan China, outlet media melaporkan mengutip earth.org.
Demonstrasi paling nyata dari ketidakpekaan Cina terhadap keprihatinan lokal adalah penanganan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang telah menyebabkan penggusuran paksa, banjir, dan degradasi lahan pertanian. Dengan demikian, sebagian besar proyek yang didanai China di Indonesia berbahaya bagi lingkungan karena mereka terus mengabaikan kepekaan penduduk setempat terhadap ambisi ekonomi mereka, lapor The Hong Kong Post. (ANI)
(Kisah ini belum diedit oleh staf Devdiscourse dan dibuat secara otomatis dari umpan sindikasi.)