Pertemuan Keempat Konferensi Para Pihak (COP-4) akan diadakan dalam dua bagian untuk memastikan bahwa Konvensi Minamata tentang Merkuri dapat berlanjut karena anggaran dan program kerja saat ini berakhir pada akhir tahun 2021.
Minamata adalah Perjanjian Lingkungan Multilateral (MEA) “muda” dan mengambil pendekatan dari awal hingga akhir untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan dari polusi merkuri.
Bagian pertama COP-4 berlangsung dari 1-5 Mei. November 2021 akan berlangsung secara virtual dengan sekitar 1.000 peserta. Para pihak mampu membuat dua keputusan yang paling mendesak:
- program kerja dan anggaran Konvensi tahun 2022, yang memungkinkan Sekretariat untuk terus membantu para pihak dalam memenuhi kewajiban Konvensi yang mengikat secara hukum; dan
- sebagai tanggal pertemuan bagian kedua, yang akan diadakan secara langsung di Bali, Indonesia, dari 21 hingga 25 Maret 2022.
Peserta juga membahas tiga isu sensitif waktu lainnya, dimulai dengan pelaporan nasional. Laporan versi panjang nasional pertama dari pihak-pihak yang mengadakan kontrak akan jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2021. Penyusunan setiap laporan membutuhkan “pengetahuan teknis yang luas serta koordinasi antara seringkali beberapa kementerian”. Dalam pertemuan tersebut, sekretariat menyampaikan draft pedoman bagi para pihak.
Diskusi lain berpusat pada pendanaan Konvensi, khususnya melalui penambahan kedelapan Fasilitas Lingkungan Global (GEF). Para pihak menekankan pentingnya GEF dalam mendukung implementasi Konvensi Minamata dengan membantu negara-negara memenuhi komitmen mereka. Baik negara penyumbang GEF maupun negara penerima GEF meminta GEF untuk meningkatkan alokasi sumber daya untuk bahan kimia dan limbah area prioritasnya di bawah GEF-8.
Akhirnya, para pihak beralih ke persyaratan Konvensi untuk mengevaluasi efektivitasnya selambat-lambatnya enam tahun setelah berlakunya, yang mulai berlaku pada tahun 2017. Oleh karena itu, COP-4 adalah tanggal kunci untuk penilaian efektivitas. Selama bagian pertama COP-4, Sekretariat melaporkan konsultasi antar sesi tentang penilaian, indikator potensial dan penyusunan pedoman untuk pemantauan merkuri dan senyawa merkuri. Berdasarkan pekerjaan intersessional ini, Norwegia dan Kanada menyarankan cara untuk menciptakan kerangka kerja untuk penilaian efektivitas awal.
Beberapa pihak, terutama dari Amerika Latin dan Karibia serta Afrika, mengatakan pandemi telah mencegah partisipasi mereka yang berarti dalam konsultasi antar sesi. Negara-negara Afrika juga mencatat kesulitan dengan koordinasi regional dan meminta bantuan untuk konsultasi regional tambahan satu hari sebelum sesi tatap muka COP-4.
Sekretariat akan terus memfasilitasi pertukaran penilaian pra-efektivitas untuk segmen COP di Bali. [Earth Negotiations Bulletin coverage of COP 4]