JAKARTA (ANTARA) — Presiden Joko Widodo meminta pasien COVID-19 tanpa gejala atau gejala ringan menggunakan layanan telemedicine untuk meringankan beban rumah sakit.
“Jika hasil tes PCR Anda positif tanpa gejala, Anda dapat melakukan isolasi mandiri di rumah selama lima hari. Jika ada gejala seperti batuk, pilek, atau demam, silakan menggunakan layanan telemedis atau pergi ke pusat layanan kesehatan masyarakat atau dokter terdekat,” katanya di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat.
Menurut Presiden, telemedicine merupakan salah satu cara untuk meringankan beban fasilitas kesehatan.
“Hal ini penting agar fasilitas kesehatan kita dapat fokus menangani pasien (COVID-19) dengan gejala berat dan pasien dengan penyakit lain yang memerlukan perawatan kritis,” jelasnya.
Indonesia saat ini mengalami peningkatan kasus COVID-19 harian, khususnya varian Omicron, katanya.
Peningkatan ini diperkirakan akan berlanjut selama beberapa minggu, katanya.
Berita Terkait: Pemerintah Melibatkan Platform Telemedicine untuk Memerangi Lonjakan Omicron
Belajar dari lonjakan kasus omicron yang sebelumnya terlihat di beberapa negara, pemerintah telah melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi potensi lonjakan tersebut, kata Presiden Widodo.
Pembenahan berbagai sarana dan prasarana kesehatan telah disesuaikan dengan karakter varian Omicron yang berbeda dengan varian sebelumnya dan memerlukan penanganan yang berbeda pula, ujarnya.
Dikatakannya, salah satu perbaikan yang dilakukan pemerintah adalah penyediaan layanan telemedicine.
“Tidak semua kasus Omicron memerlukan layanan (kesehatan) langsung karena gejalanya tidak berbahaya. Yang terpenting adalah meminimalkan kontak (sosial); Hal ini untuk mencegah penularan (Covid-19) menyebar,” ujarnya.
Presiden juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik.
“Selalu terapkan protokol kesehatan, kurangi aktivitas yang tidak perlu. Saya mengajak kalian semua untuk menjaga kesehatan semaksimal mungkin untuk meningkatkan kekebalan tubuh,” ujarnya.
Kasus pertama COVID-19 terkonfirmasi di Indonesia pada Maret 2020. Hingga 28 Januari 2022, setidaknya 4.319.175 orang di negara itu dinyatakan positif COVID-19, menurut Gugus Tugas Penanganan COVID-19. Sementara 4.131.333 orang telah pulih dan 144.268 orang meninggal dunia.
Berita Terkait: Sekitar 26 persen pasien Omicron pulih: menteri kesehatan