Kami akan menetapkan tujuan kami untuk tiga tahun ke depan. Kami akan merehabilitasi 600 ribu hektar (hutan mangrove)
Jakarta (ANTARA) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pemerintah Indonesia akan merestorasi 600.000 hektare hutan mangrove di Tanah Air pada 2024.
“Kami akan menetapkan tujuan kami untuk tiga tahun ke depan. Kami akan merehabilitasi 600.000 hektar (hutan mangrove),” katanya, Selasa di distrik Tana Tleid, Kalimantan Utara.
Hal itu disampaikannya usai melakukan penanaman mangrove bersama duta besar dari beberapa negara dan masyarakat Tana Tnung.
“Total hutan mangrove kita (luas) 3,6 juta hektare,” ujarnya.
Berita serupa: Presiden Kunjungi Kalimantan Utara untuk Tanam Mangrove
Dia mengatakan upaya perbaikan sedang dilakukan untuk melindungi wilayah pesisir dari gelombang laut dan invasi air laut, dan untuk melestarikan habitat spesies, termasuk burung, ikan, kepiting, monyet, dan flora dan fauna lainnya yang hidup di dalam dan sekitar hutan bakau.
“Kalimantan Utara memiliki 180.000 hektar hutan mangrove yang akan kita cermati dan rehab,” tambah presiden.
Dubes yang menanam mangrove bersama Presiden Widodo pada Selasa antara lain Dubes Ceko untuk Indonesia Jaroslav Dolecek dan istrinya; Duta Besar Chili untuk Indonesia, Gustavo Nelson Ayares Ossandron; Duta Besar Finlandia untuk Indonesia, Jari Sinkari; Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Kurt Kunz; dan Wakil Duta Besar Brasil untuk Indonesia, Daniel Barra Ferreira. Country Director Bank Dunia Satu Kahkonen juga hadir dalam acara tersebut.
Berita serupa: BRGM, Unmul Tawarkan Pelatihan Budidaya Perikanan Ramah Lingkungan
Acara tersebut juga dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang dan Bupati Tana Tleid Ibrahim Ali.
Menteri Bakar sebelumnya menegaskan bahwa pemerintah Indonesia akan mempercepat rehabilitasi mangrove untuk mereklamasi sekitar 600.000 hektar lahan mangrove pada tahun 2024.
“Ada banyak opsi (untuk akselerasi). Di sisi pemerintah, ada APBN dan APBD. Selain itu, ada dukungan dari Corporate Social Responsibility (CSR) dan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) serta inisiatif masyarakat yang luar biasa, misalnya adopsi pohon,” ujarnya.
Berita serupa: Indonesia mengalihkan fokus transformasi BUMN ke sektor pangan
Berita serupa: Lebih banyak situs pariwisata dapat dibuka kembali setelah COVID-19 terkendali: Menteri