Pria kulit hitam bernama Michel bekerja sebagai produser musik. Otoritas Prancis saat ini sedang menyelidiki kasus pelecehan rasial dan kekerasan terhadap pria tersebut selama penyelidikan polisi.
Insiden itu terekam di CCTV dan disiarkan, memicu reaksi dari publik.
Bidikan di dalam pintu masuk gedung ditangkap oleh rekaman CCTV dan disiarkan secara online dan menjadi berita utama di saluran TV Prancis. (Baca juga: Parlemen Prancis dan Eropa akan mendorong sanksi terhadap Turki bulan depan)
Dugaan serangan terhadap Michel berisiko memicu ketegangan rasial yang dipicu oleh tuduhan berulang kali tentang kebrutalan polisi terhadap orang kulit hitam dan warga negara. (Lihat infografik: Mengenal Iglesia Maradoniana, Agama Puja Maradona)
Konflik ini memanas setelah kematian pria kulit hitam George Floyd di Minneapolis, Amerika Serikat (AS), pada Mei lalu, yang memicu gerakan “BlackLivesMatter” di seluruh dunia. (Lihat video: Rizieq Shihab menjalani perawatan di RS Ummi, Bogor)
Polisi Paris mendapat kecaman minggu ini setelah foto dan video di media sosial menunjukkan polisi memukuli pengunjuk rasa ketika mereka membersihkan tempat perkemahan untuk migran ilegal di sebuah alun-alun di pusat kota Paris.
Produser musik mengatakan kepada wartawan bahwa dia ditembak oleh polisi di studionya di arondisemen ke-17 Paris pada 21 November.
Dia mengakui berjalan di jalanan tanpa masker melanggar protokol kesehatan COVID-19 Prancis. Setelah melihat mobil polisi itu, dia pergi ke studio terdekat untuk menghindari denda. Namun, katanya, polisi mengikutinya ke dalam dan mulai menyerang dan melecehkannya secara rasial.
Menteri Dalam Negeri Prancis (Mendagri) Gerald Darmanin mengatakan para pejabat akan dihukum jika dugaan kesalahan itu terjadi.
Insiden itu terjadi di tengah kontroversi RUU yang membatasi kemampuan wartawan untuk memposting rekaman petugas polisi Prancis di tempat kerja.
Menanggapi protes dan keluhan dari para pendukung kebebasan berbicara, kantor perdana menteri mengatakan akan membentuk komisi independen untuk menghasilkan versi baru undang-undang tersebut.
Beberapa protes “BlackLivesMatter” meletus di Paris pada bulan Juni, sebulan setelah kematian George Floyd setelah seorang polisi kulit putih berlutut di jalan selama hampir sembilan menit dalam penangkapan.
Kemarahan yang ditimbulkan oleh kematian Floyd bergema di Prancis, terutama di pinggiran kota terpencil di mana polisi sering bertemu dengan anak-anak muda dari etnis minoritas.
Protes di Paris pada bulan Juni berfokus pada kasus orang yang meninggal selama operasi polisi, seperti Adama Traoré, yang meninggal dalam tahanan polisi dekat Paris pada tahun 2016.
(sya)
