Jakarta (ANTARA) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendesak PT PLN membenahi praktik birokrasi yang kerap menuai kecaman dari investor yang ingin berinvestasi di sektor energi.
Pernyataan tersebut disampaikan Presiden saat meresmikan dua pembangkit listrik tenaga air yang dibangun Kalla Group di Sulawesi, yakni Poso Energy berkapasitas 515 MW di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, dan Malea Energy berkapasitas 90 MW di Kabupaten Tana Toraja. , Sulawesi Selatan.
Seperti dikutip dari siaran langsung dari kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden, Jumat, Presiden meminta perhatian dan perhatian Dirut PLN dalam membenahi sistem birokrasi agar bisa memangkas atau menghilangkan aduan.
Pendiri Kalla Group, Jusuf Kalla, juga mengeluhkan beratnya birokrasi PLN selama pembangunan dua pembangkit tersebut.
Kalla menyarankan penyederhanaan proses pembangunan pembangkit listrik energi hijau dan energi baru terbarukan, seperti PLTA, untuk memudahkan pencapaian target penurunan emisi.
“Proses negosiasinya lima tahun Pak. Itu baru negosiasi, sedangkan pembangunannya tujuh tahun, jadi totalnya 12 tahun… Mudah-mudahan disederhanakan. Satu tahun negosiasi sudah cukup,” katanya.
Jokowi meminta semua pemangku kepentingan untuk mempertimbangkan tantangan yang dihadapi investor saat berinvestasi di sektor energi.
Presiden mencatat, persoalan birokrasi hanya sebagian dari persoalan yang dihadapi para investor ini selain harus memikirkan cara mengamankan pendanaan proyek.
Jokowi menyatakan bahwa terlepas dari tingkat kesabaran yang dimiliki seseorang, negosiasi selama lima tahun berturut-turut dapat merugikan rakyat, dan itu bahkan belum mencakup perkembangan yang sebenarnya.
Presiden mengapresiasi upaya yang dilakukan Kalla Group yang telah membangun PLTA di Poso dan Tana Toraja serta saat ini sedang melanjutkan pembangunan infrastruktur energi serupa di Kerinci, Sumatera Barat, dan Mamuju, Sulawesi Barat.
Kalla menggarisbawahi, total investasi yang dihabiskan untuk dua pembangkit tersebut mencapai Rp17 triliun.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastrura hadir dalam acara tersebut.
Berita Terkait: Jokowi meresmikan PLTA di Sulawesi untuk transisi hijau
Berita Terkait: PLN Dorong Pengolahan Limbah Batubara Menjadi Bahan Konstruksi
Berita Terkait: PLN memproyeksikan pembangkit listrik berbasis EBT untuk mengimbangi kekurangan listrik 230 GW