Jakarta (ANTARA) – Program Regsosek dapat membantu pengelolaan keuangan negara menjadi lebih efisien, menurut staf ahli organisasi, birokrasi, dan teknologi informasi di Kementerian Keuangan, Sudarto.
“Dengan data yang akurat, kita bisa mengurangi kegiatan yang tumpang tindih,” ujarnya dalam webinar “Bantuan Reformasi Sistem Perlindungan Sosial”, Rabu.
“Kita bisa memilih dengan tepat program mana yang bisa disinergikan sehingga value for money APBN bisa meningkat,” imbuhnya.
Dengan tersedianya data dari Program Regsošek, kementerian dan lembaga tidak perlu lagi mengembangkan sistemnya sendiri, mengumpulkan datanya sendiri, dan mengalokasikan anggarannya sendiri, ujarnya.
Mereka akan dapat berbagi data dengan mudah dengan kementerian dan lembaga lain sehingga program pemerintah dapat lebih efisien, jelasnya.
Jika kementerian dan lembaga mengembangkan sistem mereka sendiri, itu akan mahal. Pengembangan sistem tunggal berbasis database serupa sudah cukup, ujarnya.
Data yang akan diintegrasikan melalui Regsosek ini akan membuat program-program dari kementerian lebih akurat, terutama program-program untuk membantu pekerja sektor informal yang datanya belum tercatat sebelumnya, kata Sudarto.
“Dengan Regsošek, data formal dan informal akan terdata. Dengan demikian, kita akan tahu siapa yang harus membayar pajak dan siapa yang harus diberikan insentif pajak,” ujarnya.
Selain pengelola keuangan di tingkat negara bagian, pengelola keuangan di tingkat daerah juga dapat merasakan manfaat data Regsosek.
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan pendataan awal Program Regsosek akan dilakukan pada Oktober hingga November tahun ini.
Program Regsosek merupakan kegiatan yang dilakukan oleh BPS untuk mendata seluruh masyarakat Indonesia yang mencakup berbagai kondisi dan profil sosial ekonomi.
Ini termasuk demografi, perumahan, disabilitas, kepemilikan aset, dan informasi geospasial.
Berita Terkait: Regsosek diharapkan dapat mengintegrasikan program pemerintah pusat dan daerah
Berita Terkait: Target Belanja Negara Rp3.041,7 triliun Tahun 2023: Presiden