Video pengeboran pasang surut di Indonesia telah salah diberi judul online, dengan beberapa pengguna salah mengklaim itu menunjukkan tsunami yang disebabkan oleh letusan gunung berapi di Tonga.
Gunung berapi Hunga-Tonga-Hunga-Ha’apai meletus pada 1 Januari. 15 Mengirim gelombang tsunami melintasi Samudra Pasifik (di sini dan di sini).
Ribuan pengguna media sosial sejak itu membagikan klip 45 detik yang menunjukkan seorang pria berlari dari ombak di pantai yang tidak dikenal, mengklaim itu menunjukkan tsunami Tonga. Video tersebut telah dilihat 1,5 juta kali di Twitter (di sini) dan 600.000 kali di Facebook (di sini).
“Kemarin, gunung berapi bawah laut yang besar meletus di negara #Tonga Pasifik, menyebabkan gelombang #tsunami yang menghancurkan menerjang pantai dan mendorong orang ke tempat yang lebih tinggi,” kata seorang pengguna Twitter dalam tweet di samping video yang salah tulis.
Namun, video tersebut tidak terkait dengan tsunami Tonga.
Reuters melacak video tersebut ke unggahan YouTube 6 Desember 2021 (di sini) – lebih dari sebulan sebelumnya.
Klip lengkap telah diunggah dalam kualitas tinggi dan berdurasi lebih dari tiga menit. Ini adalah salah satu dari banyak video yang diunggah ke saluran yang sudah ketinggalan zaman dan menunjukkan orang-orang melarikan diri dari ombak di tempat yang sama.
Menanggapi pertanyaan di kolom komentar unggahan 6 Desember tersebut, pemilik channel tersebut mengatakan bahwa klip tersebut diambil oleh adiknya di Pantai Ogis di Sungai Kampar di Indonesia. Dia mengatakan itu menunjukkan saat gelombang pasang menghantam pantai.
Tidal bores adalah gelombang yang tercipta ketika air pasang yang kuat mendorong melawan arus (di sini). Menurut National Tidal and Sea Level Facility Inggris, hasilnya adalah “gelombang yang berbeda, terkadang sangat kuat” (di sini).
Fenomena seperti itu dapat diamati di pantai Ogis di Sungai Kampar (bit.ly/3Ib1PDD).
PUTUSAN
Dilabeli salah. Video itu diambil di lepas pantai Tonga setidaknya sebulan sebelum gunung berapi meletus.
Artikel ini diproduksi oleh tim Pemeriksaan Fakta Reuters. Baca lebih lanjut tentang pekerjaan pengecekan fakta kami di sini .