KTT G20 sudah dekat dan pejabat publik terus-menerus membicarakan tentang langkah-langkah untuk memastikan acara bergengsi itu berjalan dengan lancar – yang terbaru adalah mengembalikan kebijakan bekerja dan belajar dari rumah.
Gagasan itu pertama kali dilontarkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan awal pekan ini, yang meminta Pemerintah Provinsi Bali mengurangi aktivitas publik selama KTT.
“Saya pikir ini tidak akan menjadi masalah karena selama COVID-19 [pandemic]kami sudah terbiasa dengan aktivitas online dan ini sangat membantu selama penyelenggaraan KTT G20,” ujarnya mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Meskipun belum ada kebijakan formal yang diumumkan secara resmi, idenya apa yang diperbantukan? oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace, kemarin.
Berbicara kepada wartawan di Sanur, Cok Ace mengatakan bahwa kebijakan bekerja dari rumah dan sekolah online hanya akan diperkenalkan kembali secara singkat selama acara yang akan berlangsung bulan depan.
“Kapan [the G20 Summit] selesai, begitu juga kebijakan ini, ”katanya.
Bali memang telah melakukan segala yang bisa dilakukan untuk merapikan sebelum acara, termasuk menutup tempat pembuangan sampah terbesar di pulau ituhanya diperbolehkan mobil listrik di sekitar lokasi KTT di Nusa Dua, dan mendirikan penghalang di sekitar trotoar untuk memastikan hanya ppejalan kaki dapat mengaksesnya (sebagaimana mestinya).