Inforial (The Jakarta Post)
Jakarta ●
Sel, 1 Juni 2021
Pemerintah telah menerima batch lain 8 juta vaksin curah dari Sinovac Biotech Ltd di Cina, menambah 91,9 juta vaksin curah dan siap pakai yang sudah diterima.
Meski pasokan mencukupi, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang juga Direktur Eksekutif Komite Penanggulangan dan Pemulihan Ekonomi COVID-19 pemerintah mengharapkan disiplin yang ketat dari masyarakat guna menekan penularan virus dan virus. Virus memulai kembali perekonomian di negara tersebut.
“Kami bersyukur bahwa kami berhasil memastikan keselamatan kami meskipun ada gangguan global dalam pasokan vaksin. Dan masih banyak lagi yang akan datang, ”kata Erick pada konferensi pers di terminal kargo Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Senin.
Erick menambahkan, kombinasi banyaknya orang yang menerima vaksin COVID-19 dengan tetap menjaga disiplin protokol kesehatan tidak hanya menjadi kabar baik bagi kesehatan masyarakat tetapi juga mendongkrak perekonomian negara.
“Dengan cara ini kita bisa mencapai tujuan pembangunan ekonomi kita tahun ini, yaitu antara 4,1 dan 5,1 persen,” ujarnya.
Vaksin massal baru dikirim dalam tiga wadah besar yang dirancang khusus yang disebut envirotainers dan satu wadah yang lebih kecil. Mereka kini disimpan di perusahaan farmasi milik negara PT Bio Farma di Bandung, Jawa Barat, dan diolah menjadi vaksin siap pakai.
Sebelumnya, Indonesia sudah mendapatkan 3 juta dosis vaksin siap pakai dan 81,5 juta dosis vaksin dari Sinovac. Batch pertama vaksin massal Sinovac kemudian dibuat menjadi 65,5 juta dosis vaksin siap pakai.
Kesenjangan antara ukuran vaksin curah pada batch pertama dan produk akhir disebabkan oleh limbah dan kepadatan berlebih selama proses produksi.
Pemerintah juga telah menerima tambahan 6,41 juta dosis dari Astra Zeneca, 1 juta dari Sinopharm, dimana 500.000 dosis diberikan dalam bentuk hibah dari Uni Emirat Arab (UEA).
“Total, kami sudah berhasil mendapatkan 75,9 juta dosis vaksin siap pakai sejauh ini,” kata Erick, seperti dikutip dalam siaran pers panitia.
Pemerintah, kata dia, juga sedang dalam proses mengembangkan vaksin dalam negeri yang disebut vaksin merah putih, dengan sejumlah perguruan tinggi, laboratorium riset, dan perusahaan farmasi.
Atas dan bawah: Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Direktur Eksekutif Komite Penanggulangan dan Pemulihan Ekonomi COVID-19 Pemerintah Erick Thohir berbicara pada konferensi pers tentang kedatangan batch baru vaksin curah dari Sinovac Biotech Ltd, Cina di terminal kargo Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada hari Senin. Erick melanjutkan, pengenalan batch baru yang terdiri dari 8 juta vaksin curah itu merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan ketersediaan vaksin yang dibutuhkan guna merangsang imunitas massal guna menekan kontraksi virus. (Atas kebaikan Komite COVID-19 tentang Respons dan Pemulihan Ekonomi.)
Erick kemudian melanjutkan bahwa pada tanggal tersebut, 26,85 juta dosis telah digunakan untuk kelompok prioritas di seluruh negeri. Saat ini, pemerintah telah mengizinkan orang-orang di awal 1950-an untuk mengambil keputusan.
Pemerintah juga mengizinkan perusahaan swasta menyelenggarakan vaksinasi bagi karyawannya dengan membeli vaksin dari pemerintah. Sebagai bagian dari program Gotong Royong yang populer dengan istilah gotong royong, beberapa perusahaan swasta besar telah memulai program tersebut.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah orang yang divaksinasi dan membantu perusahaan swasta melanjutkan bisnis yang terhambat pandemi tahun lalu.
Pemerintah sebelumnya telah menetapkan tujuan untuk memvaksinasi 181,5 juta orang pada Maret 2022, dan untuk melakukan hal itu, semua orang harus siap membantu.
Berdasarkan http: //covid-19.go.id Data per 31 Mei ditemukan 100.006 kasus, 1.821.703 dipastikan mengidap, 1.669.119 orang sembuh dan 50.578 orang meninggal dunia. Makin banyak kasus baru terdeteksi di berbagai pelosok tanah air, khususnya Pulau Jawa, karena masyarakat kurang disiplin menjaga protokoler yang sehat dan karena adanya pengumuman pemerintah bahwa mereka akan pulang selama musim liburan Idul Fitri tinggal, tidak taat. .