Ditargetkan dalam enam bulan ke depan kasus PMK bisa berkurang
Jakarta (ANTARA) – Kepala Gugus Tugas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Letjen Suharyanto mendesak satgas daerah fokus pada vaksinasi PMK dosis pertama.
“Mari kita fokus pada stok vaksin yang ada untuk dosis vaksinasi pertama. Ada gap period antara vaksin pertama dan kedua sekitar empat hingga delapan minggu. Namun, kita harus fokus pada vaksinasi pertama,” kata Suharyanto saat rapat koordinasi. tentang penanganan PMK dengan Pemerintah Jawa Barat seperti dikutip dari keterangan pers yang diterima di sini, Sabtu.
Dia kemudian mengatakan stok vaksin PMK masih terbatas, sekitar tiga juta dosis dialokasikan untuk daerah. Oleh karena itu, ia menyarankan setiap daerah untuk menerapkan skala prioritas untuk ternak yang akan divaksinasi.
Di Jawa Barat, penularan PMK paling banyak terjadi pada sapi dan kerbau. Vaksinasi diharapkan fokus pada sapi dan kerbau serta ternak lainnya, seperti domba atau kambing, yang akan divaksinasi setelah stok vaksin mencukupi.
Ia juga mengingatkan bahwa dampak wabah PMK harus ditanggapi dengan serius karena dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar mencapai triliunan rupiah.
“Ditargetkan dalam enam bulan ke depan kasus PMK bisa berkurang. Tentu perlu waktu untuk memvaksinasi semua ternak, tapi kami berharap 2023 di Jabar sudah selesai,” ujarnya.
Dalam rapat koordinasi tersebut, Suharyanto juga mengingatkan pentingnya penerapan empat strategi biosekuriti, pengobatan, vaksinasi, dan penyembelihan bersyarat untuk pemberantasan PMK.
Untuk meningkatkan efektivitas keempat strategi tersebut, juga dilakukan pengujian sebagai upaya preventif untuk mencegah penyebaran PMK, ujarnya.
Saat ini pengujian yang dilakukan masih berdasarkan gejala klinis, namun pemerintah telah merencanakan alat pengujian ilmiah dan teknologi, seperti yang dilakukan untuk pengujian COVID-19 melalui polymerase chain reaction (PCR) pada minggu depan.
“Kalau upaya preventif bisa maksimal melalui biosekuriti, kita tidak perlu vaksinasi. Karena itu, daerah yang belum terpapar PMK harus dilindungi. Satu atau dua ternak yang terpapar PMK harus segera dipotong. harus dirawat,” katanya.
Dalam rangka mengantisipasi penyebaran PMK dan mendukung upaya penanganan penyakit di Jawa Barat, Satgas PMK pusat juga memberikan bantuan logistik berupa 20.519 set alat pelindung diri (APD), 86 unit alat semprot, 20.519 hand sanitizer. , dan 4.275 botol desinfektan.
Berita Terkait: Biosekuriti dapat melindungi dari PMK jika APD kurang: Gugus Tugas
Berita Terkait: Kepala Satgas serukan penanganan PMK berbasis desa
Berita Terkait: Jawa Timur raih capaian vaksinasi PMK tertinggi: Gubernur