JAKARTA, KOMPAS.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mengalihkan semua layanan perbankan di Aceh kepada PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk atau BSI.
Pengalihan ini sejalan dengan penutupan kegiatan BRI di Aceh untuk mengejar penerapan Qanun Lembaga Keuangan Syariah Nomor 11 Tahun 2018.
Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan dengan dihentikannya layanan BRI, semua portofolio dan layanan perbankan pemerintah telah dialihkan ke BRISyariah yang saat ini menjadi bagian dari BSI.
“Kami secara bertahap telah mengalihkan portofolio simpan pinjam serta layanan operasional dari Juli 2019 hingga Desember 2020 ke BRISyariah,” kata Aestika kepada Kompas.com, Rabu (14 April 2021).
Baca juga: Kurangi diskon tarif listrik. Ini langkah PLN agar pelanggan tidak kaget
Dengan transfer kekuasaan ini, semua cabang dan E saluran BRI yang terdiri dari 11 cabang, 15 cabang, 94 BRI unit dan 444 ATM dioperasikan oleh BSI.
Dengan pengalihan portofolio dan layanan perbankan BRI kepada BSI, nasabah bank dengan aset terbesar di Indonesia tersebut dapat melakukan transaksi perbankan dengan BSI.
“Nasabah (BRI) bisa bertransaksi di jaringan BSI,” kata Aestika.
Sebelumnya, Direktur Bank BRI Provinsi Aceh, Wawan Ruswanto mengatakan BRI telah mendapat izin dasar untuk menutup 11 cabang dan kantor wilayah namun masih menunggu izin pelaksanaan penutupan OJK Jakarta.
“Setelah mendapat izin penutupan, BRI memiliki waktu 30 hari kerja untuk menyelesaikan operasional kantor tersebut,” ujarnya.
Baca juga: BRI akan segera meninggalkan Aceh, kenapa?