Polisi Indonesia telah menangkap Mitsuhiro Taniguchi (47) buronan yang dituduh mendalangi skema yang menguntungkan di negara asalnya Jepang untuk menipu dana pemerintah yang menawarkan subsidi bantuan Covid di provinsi Lampung di selatan pulau Sumatra Selasa malam.
Dia diterbangkan ke ibu kota Jakarta, kata juru bicara kepolisian nasional Dedi Prasetyo.
Warga negara Jepang dan beberapa rekannya dituduh mengirimkan aplikasi palsu untuk mengklaim 960 juta yen ($ 7,2 juta) dalam dana bantuan Covid-19 yang dimaksudkan untuk usaha kecil, menurut laporan media Jepang.
Dia ditangkap dalam operasi gabungan oleh petugas imigrasi dan polisi setempat, kata Prasetyo, tanpa memberikan rincian tentang kasus itu. Itu terjadi setelah kedutaan Jepang memberi tahu pihak berwenang Indonesia tentang keberadaan a
Warga negara Jepang yang paspornya telah dicabut.
Polisi Indonesia dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu mengatakan rekan-rekan Jepang mereka telah “menyelidiki dugaan penipuan subsidi untuk usaha kecil yang terkena dampak pandemi Covid-19”, tetapi mereka tidak mengkonfirmasi jumlah yang diperoleh dari skema berani Taniguchi.
Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo telah menempatkan Taniguchi dalam daftar buronan internasional setelah menangkap mantan istri dan dua putranya pada 30 Mei karena dicurigai melakukan penipuan, surat kabar Jepang Asahi Shimbun melaporkan.
Taniguchi akan dideportasi berkoordinasi dengan kedutaan, petugas imigrasi Lampung Is Edy Eko Putranto mengatakan pada konferensi pers di mana tersangka Jepang diarak di depan media.
Atase polisi di kedutaan Jepang Takayuki Miyagawa mengatakan pada konferensi pers bahwa buronan itu ditangkap karena “menipu pemerintah Jepang untuk subsidi terkait Covid-19”.
Taniguchi dikabarkan masuk ke Indonesia pada Oktober 2020, beberapa bulan setelah skema tersebut diungkap polisi Jepang. Dia tinggal di Jakarta dan sering bepergian untuk berbisnis di Lampung, tempat dia tinggal selama seminggu ketika dia ditangkap.
Buronan itu menggunakan visa tinggal terbatas dan bekerja di negara itu sebagai investor asing yang membantu penduduk setempat menjalankan peternakan ikan, dilaporkan untuk mengumpulkan uang untuk menghadirkan orang-orang yang diduga kolaboratornya.
[with inputs from agencies]