Strategi keluar yang tepat dan upaya untuk mengelola efek jaringan parut merupakan prasyarat untuk pemulihan yang berkelanjutan
Nusa Dua, Bali (ANTARA) – Exit strategy yang tepat dapat membantu memerangi dampak buruk pandemi COVID-19, kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
“Exit strategy yang tepat dan upaya untuk mengatasi scar effect merupakan prasyarat bagi pemulihan yang berkelanjutan,” katanya pada konferensi pers di sela-sela pertemuan pejabat keuangan dan bank sentral (FCBD) di Nusa Dua, Bali, Kamis. .
Strategi keluar yang tepat perlu dikembangkan karena tingginya tingkat ketidakpastian yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 dan pemulihan yang tidak merata antara negara maju dan berkembang telah membayangi dunia, katanya.
Selain itu, kinerja ekonomi global yang kuat, khususnya di negara maju, ditambah dengan tekanan inflasi yang tinggi juga menyebabkan perubahan kebijakan yang lebih restriktif atau throttling, ujarnya.
Karena itu, exit strategy akan dibahas pada pertemuan kepresidenan G20 Indonesia tahun depan. Pertemuan tersebut akan fokus pada tiga topik – termasuk kesehatan, transformasi digital dan transisi energi, katanya.
Indonesia akan berusaha selama kepresidenan G20 untuk menciptakan akses yang adil terhadap vaksinasi, mempercepat digitalisasi dan memimpin koordinasi kebijakan global terkait dengan pembiayaan perubahan iklim, katanya.
Kepresidenan G20 Indonesia akan menawarkan kesempatan kepada negara untuk menunjukkan perannya dalam memimpin forum global untuk mengatasi tantangan global.
Indonesia bertekad untuk menjawab tantangan global dengan mencari solusi terbaik, memastikan semua negara pulih bersama dan mendorong reformasi politik untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, berkelanjutan, seimbang dan inklusif, kata menteri.
Hal ini sejalan dengan tema Kepresidenan G20 Indonesia “Recover Together, Recover Stronger”‘ dengan fokus pada enam agenda prioritas yang berada di jalur keuangan, termasuk mengkoordinasikan exit strategy dalam mendukung pemulihan global.
Langkah selanjutnya adalah mengelola scarring impact pada perekonomian guna mendukung pertumbuhan yang lebih kuat di masa depan dan memperkuat sistem pendanaan di era digital, katanya.
Terakhir adalah mengembangkan keuangan berkelanjutan, memperkuat sistem keuangan inklusif dan menyusun agenda perpajakan internasional, tambahnya.
Berita serupa: Penyebab Pandemi COVID-19 Bangsa yang Bersaing untuk Vaksin: Menteri
Berita serupa: Pemulihan ekonomi harus berjalan seiring dengan risiko baru: Menteri
Berita serupa: Pemulihan global bergantung pada akses yang adil ke vaksin COVID-19: FM