Kornelius Purba (The Jakarta Post)
PREMIUM
Jakarta ●
Senin, 30 Mei 2022
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengundang tujuh dari 10 anggota ASEAN, termasuk Indonesia, untuk bergabung dalam peluncuran ofensif perdagangan barunya, yang bertujuan menjauhkan mereka dari China, mitra dagang terpenting mereka. Alih-alih memperoleh keuntungan ekonomi yang nyata, para anggota ASEAN di sana hanya untuk mendengar Biden berkhotbah tentang bahaya laten korupsi dan penolakan perusahaan-perusahaan besar untuk memenuhi kewajiban pajak mereka. Biden memancing mereka untuk masuk ke dalam jebakannya, namun ia enggan menggunakan umpan yang menggoda karena “harganya” akan mahal.
Inisiatif Biden, Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF), juga merupakan “tamparan di muka” bagi Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida karena Tokyo adalah juara utama Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP). untuk Kemitraan Trans-Pasifik yang telah dibuang oleh pemerintahan Trump.
Para anggota ASEAN menghadiri pertemuan virtual sebagai tindak lanjut dari KTT AS-ASEAN di Washington DC pada 12-13 Mei yang dihadiri oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo. Saat itu Biden hanya bisa menawarkan awal surga (fake janji) dalam bentuk janji ekonomi senilai US$250 juta, sangat kecil dibandingkan dengan janji China hingga $1,5 miliar selama tiga tahun.
untuk Membaca Cerita Lengkap
BERLANGGANAN SEKARANG
Mulai dari Rp 55.500/bulan
- Akses tak terbatas ke konten web dan aplikasi kami
- e-Post surat kabar digital harian
- Tidak ada iklan, tidak ada interupsi
- Akses istimewa ke acara dan program kami
- Berlangganan buletin kami
Atau biarkan Google mengelola langganan Anda