JAKARTA – Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta memanggil jajaran Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk meminta klarifikasi terkait diskriminasi yang terjadi di sekolah negeri di Jakarta.
Sekretaris Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Dwi Rio Sambodo mengatakan pihaknya menerima pengaduan dari 10 kasus di 10 sekolah negeri, mulai dari tingkat SD, SMP, hingga SMA. Kasus-kasus tersebut terjadi sejak tahun 2020 hingga sekarang.
“Kami sudah mengungkap 10 kasus,” kata Rio di ruang Fraksi PDIP, gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu, 10 Agustus.
Kasus dugaan diskriminasi yang dilaporkan ke Fraksi PDIP antara lain SMA Negeri 58 Jakarta Timur, SMAN 101 Jakarta Barat, SMPN 46 Jakarta Selatan, SDN 2 Jakarta Pusat, dan SMKN 6 Jakarta Selatan.
Kemudian SMPN 75 Jakarta Barat, SMPN 74 Jakarta Timur, SDN 03 Tanah Sareal Jakarta Barat, SMPN 250 Jakarta Selatan, dan SDN 3 Cilangkap, Jakarta Timur.
Ada juga kasus yang dilaporkan, antara lain pemaksaan siswa berjilbab, mewajibkan siswa non-Muslim memakai jilbab setiap hari Jumat, guru melarang siswa memilih ketua OSIS yang berbeda agama, siswa Hindu dan Buddha dipaksa untuk mengambil pelajaran Kristen Protestan, dan memaksa siswa untuk menggunakan jilbab. mahasiswa non muslim untuk mengikuti kegiatan tersebut. Islam.
Sementara itu, Wakil Ketua Fraksi PDIP DKI Jakarta, Ima Mahdiah mengaku kecewa dengan kasus diskriminasi yang terjadi belakangan ini.
“Dan yang paling banyak melakukan ini adalah guru pendidikan, guru kewarganegaraan ini yang menurut saya harus benar-benar menjaga kebhinekaan,” kata Ima.
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta ini meminta Dinas Pendidikan DKI Jakarta memberikan saksi tegas terhadap guru yang diduga melakukan diskriminasi terhadap siswa. Karena jika dibiarkan, Ima khawatir kasus seperti ini akan terulang di sekolah umum lainnya.
“Kemarin saya mendapat laporan dari kepala sekolah dan guru sudah mengakui (kasus diskriminasi itu aduan). Saya kira ini harus ada sanksi yang serius dari Kepala Dinas Pendidikan (Nahdiana),” imbuh Ima.
Versi bahasa Inggris, Cina, Jepang, Arab, Prancis, dan Spanyol secara otomatis dihasilkan oleh sistem. Jadi mungkin masih ada ketidakakuratan dalam menerjemahkan, harap selalu melihat bahasa Indonesia sebagai bahasa utama kami. (sistem didukung oleh DigitalSiber.id)