Keberagaman seharusnya tidak memecah belah (manusia), tetapi menyatukan (mereka) sebagai gantinya.
Ternate, Maluku N (ANTARA) – Adat, tradisi, dan kearifan lokal merupakan salah satu kekuatan bangsa yang harus selalu dijaga dan dilestarikan, kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) usai dianugerahi gelar adat dari Kesultanan Ternate, Rabu.
“Saya menerima gelar yang disebut ‘Dada Madopo Malomo‘ dari Kesultanan Ternate — dari Sultan Ternate ke-49, Hidayatullah Sjah. Soal arti gelar, kami akan tanyakan langsung kepada Sultan,” katanya di Istana Kesultanan Ternate, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, Rabu.
Dia memuji Kesultanan atas upayanya menjaga dan melestarikan adat, tradisi, dan kearifan lokal di wilayah tersebut.
“Ini (usaha) itu (perwujudan) yang sering saya katakan: berkepribadian dalam (melestarikan) budaya,” ujarnya.
Presiden mengatakan bahwa menjaga adat dan tradisi itu penting karena Indonesia adalah negara yang besar. Padahal, keragaman budaya Indonesia adalah kekuatannya.
“Keragaman (budaya) negara kita harus terus dilestarikan dan dipertahankan sebagai kekuatan. Keberagaman jangan memecah belah (masyarakat), tetapi menyatukan (mereka),” tambahnya.
Berita Terkait: Delegasi G20 menanam bibit pohon cagar budaya
Sebelum diberikan gelar”Dada Madopo Malomo,” yang berarti “Pemimpin Negara Besar”, Widodo juga diberi gelar “Kaicil” atau “Pangeran Mulia Keluarga Kesultanan Ternate”.
itu Fanyira (Penatua) Keraton Kesultanan Ternate, Rizal Effendi, menginformasikan bahwa gelar tersebut diberikan saat upacara di istana.
Dia berdoa agar Presiden selalu sehat dan aman.
Upacara tersebut dilakukan sebelum Jokowi melakukan rangkaian kunjungan kerja di Kota Ternate, Kabupaten Halmahera Barat, dan Kota Kepulauan Tidore, Provinsi Maluku Utara, pada Rabu.
Dia juga mengambil bagian dalam Joko Kaha ritual, upacara adat untuk menerima tamu penting, yang dilakukan di halaman keraton.
Berita Terkait: Temuan arkeologis yang digali selama pembangunan MRT Jakarta