Kami berharap para delegasi G20 EDM-CSWG dapat berbagi pengalaman (membatik) di negaranya masing-masing.
Bantul, Yogyakarta (ANTARA) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyelenggarakan sesi pembuatan batik untuk delegasi Pertemuan Deputi Lingkungan dan Keberlanjutan Iklim (EDM-CSWG) G20 2022 di Giriloyo Batik Center, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Kamis.
Dalam dua batik’joglo‘ (rumah adat Yogyakarta), beberapa kelompok yang terdiri dari dua atau tiga delegasi G20 EDM-CSWG dipandu oleh pengrajin batik dalam membuat pakaian adat, mulai dari mengisi ‘malam‘ (lilin) cair ke dalam ‘canting‘ (alat seperti pena) untuk membentuk pola batik.
“Kami berharap para delegasi G20 EDM-CSWG dapat berbagi pengalaman (membatik) di negaranya masing-masing,” kata Ketua Himpunan Batik Giriloyo Bantul, Nur Ahmadi, di sela-sela kegiatan.
Sentra Batik Giriloyo merupakan salah satu sentra batik tulis tradisional di Kabupaten Bantul yang menggunakan pewarna alami.
Ketua Asosiasi Batik mengatakan selain memproduksi pakaian adat di pusat, asosiasi juga menyambut pengunjung yang ingin belajar membatik untuk melestarikan kerajinan yang telah menjadi warisan budaya Indonesia.
“(Kami ingin menunjukkan) bahwa di Indonesia, khususnya di Desa Giriloyo, Kabupaten Bantul, ada budaya yang menonjol, yaitu batik tulis,” katanya.
Kunjungan ke sentra batik ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang diselenggarakan di bawah Kepresidenan G20 Indonesia 2022 di Yogyakarta pada 22-24 Maret 2022.
Kementerian mengkoordinasikan kegiatan budaya sebagai ketua kelompok kerja.
Menurut staf humas kementerian, sebelumnya, para delegasi mengunjungi Candi Borobudur—candi Budha terbesar di dunia—di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, serta Keraton Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Provinsi Yogyakarta.
Setelah mengunjungi pusat batik, mereka menuju ke Candi Prambanan di kabupaten Sleman, provinsi Yogyakarta, untuk mengunjungi kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia dan untuk menikmati pertunjukan tari-drama Ramayana di halaman kompleks.
United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) telah mengakui batik sebagai “Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity” pada 2 Oktober 2009.
Berita Terkait: Batik diharapkan menjadi simbol pemulihan ekonomi: Uno
Berita Terkait: Busana batik terus berkembang meski pandemi: menteri