KOMPAS.com – Saat menelepon untuk kepastian Joe Biden memenangkan pemilihan presiden AS, nama Mark Zuckerberg tiba-tiba tren itu mengikuti di Twitter.
Setelah penuntutan, ditemukan bahwa sejumlah tweet yang menyebut CEO Facebook Inc. berisi penghinaan dan kritik. Seperti tweet yang diunggah aktris dan penyanyi AS Phillipa Soo (@Phillipasoo).
Untuk mengutip tweet dari The New York TimesPhillipa menyebut Zuck sebagai “pecundang dan menolak untuk sepenuhnya menghapus informasi yang salah di Facebook”.
Masalahnya: Mark Zuckerberg adalah seorang pengecut dan menolak untuk benar-benar mengatasi masalah misinformasi di Facebook. https://t.co/bVBXcxX14k
– Phillipa Soo (@Phillipasoo) 7 November 2020
item The New York Times Ini termasuk klarifikasi tentang lelucon yang tersebar di Facebook yang mengatakan 21.000 orang tewas di Pennsylvania setelah mengadakan pemilihan.
Beberapa versi hoax mengklaim bahwa “pemilih ajaib” memilih Joe Biden untuk menang Pemilihan presiden AS 2020.
Berita itu datang Berita Breitbadrt, saluran berita sayap kanan, juga dikenal sebagai The Fortress Donald Trump-Mike Pence.
Mempengaruhi Pendukung Trump Diamond and Silk memposting berita di halaman Facebook mereka, dan beberapa pendukung Trump lainnya, seperti Rudy Giuliani dan Matt Gaetz, juga membagikan berita tersebut di Twitter.
Setelah dianalisa The New York Times Berita tentang 21.000 pemilih Ghoib mencapai total 11,3 juta pengguna Facebook KompasTekno, Minggu (8/11/2020).
Seringai lainnya juga ditulis oleh Don Winslow (@donwinslow) yang mengunggah foto Trump dan Zuckerberg dengan tulisan “Donald Trump berfoto dengan suporter terbesarnya, Mark Zuckerberg”.
Donald Trump berfoto dengan pendukung terbesarnya, Mark Zuckerberg. pic.twitter.com/V3SOa1fiqI
– Don Winslow (@donwinslow) 5 November 2020
Pengguna internet Indonesia “nimbrung”
Bukan hanya orang Amerika yang menghina pendiri Facebook pemilihan presiden AS 2020. Warga negara Indonesia pun turut berkomentar terkait Zuckerberg dan pemilihan presiden AS.
Banyak dari mereka yang bercanda bahwa Mark Zuckerberg akan bergabung dengan kabinet pemerintahan AS yang baru.
Salah satunya di-tweet @ez yang mengunggah foto Zuck dengan kemeja abu-abu polosnya. Foto tersebut disertai keterangan yang menunjukkan Zuck sedang mengunjungi istana.
Pendiri Facebook Mark Zuckerberg ada di sini pagi ini ketika dia menelepon Palace dengan kemeja dan jeans favoritnya
Akankah Zuckerberg mengisi posisi menteri di kabinet?
(Kr: khusus) pic.twitter.com/p1XA7uyWUv
– Eza Hazami (@ezash) 8 November 2020
Banyak warganet Indonesia yang bercanda bahwa Zuck akan diangkat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Baca juga: Hak istimewa Donald Trump di Twitter akan dicabut jika dia kalah dalam pemilihan
Pemilihan Zuck sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mungkin “terinspirasi” oleh kondisi politik di Indonesia yang memilih tokoh muda pendiri Gojek, Nadiem Makarim, sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Bahkan, beberapa jurnalis asing menyebut pemilihan presiden AS kali ini agak mirip dengan pemilu Indonesia 2019.
Mas Mark Zuckerberg, apakah Anda siap menjadi Menteri Pendidikan? Selamat, Menteri? pic.twitter.com/6Tc2Ah6j6a
– Bukan Baby Huey (@ babyhuey6464) 8 November 2020
Dengan jaminan Presiden, akan mudah memprediksi posisi Pertahanan, Pendidikan, dan Komisaris BUMN AS.
–
Selamat kepada Menteri Pendidikan Mark Zuckerberg. Program American Master Movers berbasis Facebook yang sangat dinantikan.– KANG KUNG (@kungtaw_) 8 November 2020
Berbeda dengan Zuck yang masih belum menanggapi hasil pemilihan presiden 2020, istrinya Priscila Chan mengucapkan selamat kepada Joe Biden-Kamala Harris.
Melalui unggahan Facebooknya, Chan mengatakan bahwa kemenangan merupakan momen bersejarah baginya.
“Sebagai seorang kolega California, putri imigran dengan darah Asia-Amerika seperti dia (Kamala), itu sangat berarti bagi saya,” tulis Chan.
Kamala Harris adalah orang Amerika dengan darah India. Ibunya Shyamala Gopalan adalah seorang ahli biologi dari India. Kamala adalah wanita pertama yang menjadi Wakil Presiden AS.
Hasil akhir pemilihan presiden 2020 mengumumkan Joe Biden-Kamala Harris sebagai pemenang.
Berdasarkan data dari Associated Press yang diplester penganiayaan Google, Biden menerima 290 suara sementara Trump menerima 214 suara. Joe Biden menerima 75 juta suara sementara Trump hanya menerima 70 juta suara.
Baca juga: Deklarasi kemenangan Trump dalam pemilihan presiden AS 2020 menguntungkan 1 juta orang