Jakarta, CNN Indonesia –
Wewenang Arab Saudi baru-baru ini menangkap seorang sarjana dan pembaca Quran terkenal, Sheikh Abdullah Basfar Agustus kemarin.
Saat ini, Syekh Basfar ditahan di Pusat Penahanan Hati Nurani (PoC). Para tahanan tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang mengapa dan bagaimana Basfar ditangkap.
“Kami mengkonfirmasi penahanan Syekh Dr Abdullah Basfar sejak Agustus 2020,” tulis akun Twitter tahanan hati nurani itu @ m3takl_en.
Dilaporkan Monitor Timur Tengah, Basfar adalah Profesor di Departemen Studi Syariah dan Islam di Universitas King Abdul Aziz di Jeddah. Dia juga mantan sekretaris jenderal Organisasi Buku dan Sunnah Dunia.
Laporan penahanan Basfar bertepatan dengan laporan penahanan Sheikh Saud Al-Funaisan, ditangkap pada bulan Maret.
Al-Funaisan adalah seorang profesor universitas dan mantan dekan Fakultas Hukum Syariah di Universitas Al-Imam di Riyadh.
Beberapa memuji penahanan sebagai bagian dari tindakan keras terhadap ekstremisme di kerajaan. Upaya ini sejalan dengan rencana Putra Mahkota Saudi Mohamed Bin Salman untuk menghapus identitas agama di Arab Saudi.
Tetapi sejumlah besar orang Saudi telah mengungkapkan kemarahan mereka atas penahanan tersebut. Mengutip seorang warga negara Saudi di Twitter, surat kabar online Rai Al Youm mengungkapkan bahwa “elit yang kami butuhkan ada di penjara.”
“Pendeta kami ditahan semena-mena sementara orang-orang yang tidak penting menikmati kebebasan dan menyebarkan korupsi di negara ini. Ini adalah kampanye terbuka untuk menyingkirkan Islam dan menyebarkan kejahatan di tanah Haramin.” , tweet warga Saudi lainnya.
Sejak 2017, ketika Putra Mahkota mengambil alih kekuasaan, dia telah menindak sejumlah ulama, jurnalis, akademisi, dan aktivis dunia maya karena pandangan kritis mereka tentang bagaimana dia memerintah dan berencana untuk mensekulerkan negaranya.
(tahun / evn)