BERLIN, KOMPAS.com – Alexei Navalny, pemimpin oposisi Rusia yang menjadi kritikus vokal Presiden Vladimir Putin, kabarnya berniat kembali setelah gila.
Pernyataan tersebut dilontarkan juru bicaranya, setelah Navalny mengunggah momen dirinya di rumah sakit setelah dicurigai keracunan Agustus kemarin.
Dalam tweet di Twitter, Kira Yarmysh mengatakan dia menerima pertanyaan dari wartawan apakah Navalny benar-benar akan kembali ke Rusia.
Baca juga: Kritikus Rusia Navalny bangun dan berdiri
“Sekali lagi saya konfirmasikan. Tidak ada opsi lain yang dibicarakan. Bahkan sangat membingungkan jika orang berpikir sebaliknya,” ujarnya.
Dilaporkan BBC Pada Selasa (15/9/2020), pengumuman tersebut dilakukan tak lama setelah Alexei Navalny mengunggah foto dirinya dengan caption di Instagram.
“Halo, ini Navalny. Aku merindukanmu. Aku masih belum bisa banyak bergerak, tapi kemarin aku bisa bernapas tanpa bantuan,” ujarnya.
Pemimpin oposisi, 44, mengatakan dia sekarang bisa bernapas tanpa bantuan selang yang dipasang di tenggorokannya, atau tanpa bantuan perawat.
Dia pingsan dalam perjalanan ke Siberia pada 20 Agustus, di mana tes menunjukkan dia diracuni racun saraf Novichok.
Sekutu dan timnya mencurigai dia digulingkan atas perintah Putin, klaim yang dibantah keras oleh Kremlin.
Setelah dirawat di rumah sakit Siberia setempat, Navalny kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Charité yang berlokasi di Berlin, Jerman.
Wartawan BBC Rusia Ben Tavener setempat melaporkan ada sejumlah besar kehadiran polisi di Rumah Sakit Charite.
Ada dua petugas polisi bersenjata lengkap di pintu masuk dan sebuah van yang telah menunggu berhari-hari, komentar Tavener.
Menurut informasi yang belum dikonfirmasi di Jerman, lebih banyak petugas penegak hukum akan disiagakan, di sekitar lingkungan atau di dekat kamar Navalny.
Baca juga: Navalny Sadar dari Coma, Rusia menyelesaikan penyelidikan langsung ke Berlin
Apa latar belakang percobaan pembunuhan tersebut?
Alexei Navalny adalah aktivis antikorupsi yang selama bertahun-tahun dikenal terbuka mengkritik pemerintahan Presiden Putin.
Pendukung Navalny mengklaim bahwa politisi Partai Masa Depan Rusia itu diracuni di bandara Tomsk sebelum penerbangannya lepas landas.
Dia kemudian tiba-tiba jatuh sakit selama perjalanan, menyebabkan pesawat melakukan pendaratan darurat di Omsk, tempat Navalny menjalani perawatan darurat.
Setelah melobi, otoritas “Negeri Beruang Merah” mengizinkan Navalny dipindahkan ke rumah sakit Jerman.
Dari hasil pemeriksaan tersebut, diketahui bahwa ia diracuni dengan bantuan Novichok, racun saraf yang dikembangkan di Uni Soviet pada masa Perang Dingin.
Baca juga: Menteri Luar Negeri AS mengatakan dia tahu siapa yang meracuni Navalny