PYONGYANG, KOMPAS.com – Korea Utara mengeluarkan peringatan, setelah Korea Selatan ( Korsel) menyeberangi perairan mereka untuk mencari kantor membunuh dan dibakar.
Menurut kantor berita lokal, Pyongyang mengatakan akan memulai penelitiannya sendiri dan memperingatkan bahwa operasi di selatan akan meningkatkan ketegangan.
Kantor Departemen Perikanan Korea Selatan ditembak mati oleh tentara Korea Utara pada Selasa (22/9/2020), di mana petugas tersebut dilaporkan berusaha untuk membelot.
Baca juga: Warga Korea Selatan ditembak dan dibakar oleh tentara Korea Utara
Insiden tersebut merupakan pembunuhan pertama Korea Utara terhadap seorang warga Korea Selatan dalam 10 tahun, dan dilakukan Kim Jong Un meminta maaf.
Seoul menuduh tentara Korea Utara menyemprotkan bensin, tubuh pejabat mereka dibakar setelah dibunuh, lapor AFP Minggu (27/9/2020).
Kantor berita KCNA mengutip pejabat Korea Utara yang mengatakan insiden di perairan itu “sangat mengerikan sehingga seharusnya tidak terjadi.”
Pyongyang kemudian menekankan bahwa mereka akan segera membentuk tim pencarian sendiri untuk membantu Korea Selatan menemukan jenazah tersebut.
Pejabat anonim tersebut menjelaskan bahwa jika jenazah ditemukan, mereka akan segera mengatur prosedur pemulangan ke Korea Selatan.
Karena itu, petugas kemudian menegaskan bahwa “Negeri Ginseng” tidak boleh mencoba menyilangkan teriroi mereka untuk mencari jenazah.
“Kami tidak pernah ingin wilayah kami diserbu, dan kami sangat serius dengan peringatan itu. Jika dilanggar, itu bisa menyebabkan insiden serius lainnya,” pejabat itu mengancam.
Pada Sabtu (26/9/2020), Seoul memanggil “saudaranya” untuk menyelidiki pelakunya, dan siap bergabung jika diminta.
Sementara itu, Korea Utara menanggapi dengan permintaan maaf dari Kim Jong Un, momen langka ketika hubungan kedua Korea tegang.
Pasalnya, upaya denuklirisasi yang dipimpin oleh Utara, Selatan, dan Amerika Serikat menemui jalan buntu.
Baca juga: Kim Jong Un meminta maaf karena ditembak dan dibakar oleh pejabat Korea Selatan