Lubang hitam itu ada di Bima Sakti.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sekelompok astronom menganga pada 2018 dan 2019 Lubang hitam Sekitar 10.000 tahun cahaya dari Bumi. Lubang hitam ini merupakan bagian dari sistem biner yang disebut MAXI J1820 + 070 dan terletak di Bima Sakti.
Lubang hitam berukuran delapan kali massa matahari. Bintang pendampingnya sekarang setengah massa Matahari.
Alasan ketertarikan mereka itulah yang mengingatkan mereka akan keberadaan sistem biner. Kilatan cahaya yang tiba-tiba pada Juli 2018 mengejutkan para astronom. Mereka menangkap kilatan menakjubkan dari dua semburan gas panas yang keluar dari lubang hitam dengan kecepatan cahaya 80 persen.
Ledakan energi menciptakan cahaya kosmik yang menghipnotis. Ledakan itu diamati dalam serangkaian empat pengamatan dari Observatorium Sinar-X Chandra milik NASA.
Dengan menggunakan data ini, para astronom dapat mendeteksi letusan lubang hitam, melepaskan tembakan dari pusatnya, dan mengenai material di sekitarnya. Pesawat itu menunjuk ke arah yang berlawanan, menjauh dari lubang hitam, utara dan selatan. Karena lokasinya, semburan jet menciptakan ilusi optik yang cepat.
“Seberapa cepat jet material menjauh dari lubang hitam? Dari perspektif Bumi, itu seperti bidang utara bergerak dengan kecepatan 60 persen kecepatan cahaya sementara bidang selatan bergerak dengan kecepatan 160 persen, yang tampaknya mustahil, ”kata para penulis. Mathilde Espinas dan rekannya terlibat dalam studi tersebut dalam sebuah pernyataan. terbalikSenin (28/12).
Kecepatan cahaya ditentukan menjadi 186.282 mil per detik. Tidak ada yang bisa bergerak lebih cepat atau lebih cepat dari kecepatan cahaya. Ketika sebuah benda bergerak dengan kecepatan cahaya, massanya pasti tak terhingga.
“Di sisi lain, bidang selatan sedang menuju ke arah kita, dan jika sesuatu bergerak cukup dekat dengan kecepatan cahaya di jalurnya untuk mengikuti garis pandang kita, itu menciptakan ilusi bahwa ia bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya,” katanya. penjelasan. .
“Ini adalah contoh gerakan super-bercahaya, sebuah fenomena yang terjadi ketika sesuatu yang mendekati kecepatan cahaya bergerak ke arah kita ke arah yang dekat dengan garis pandang kita,” kata para peneliti.
Ini berarti bahwa objek bergerak dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan cahaya yang dibuatnya, memberikan ilusi bahwa pesawat bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya. Dalam kasus MAXI J1820 + 070, pesawat bergerak ke selatan menuju kita dan bidang utara mengarah menjauh dari kita.
“Kenyataannya, kecepatan kedua pesawat itu sekitar 80 persen dari kecepatan cahaya,” kata para peneliti.