Jakarta, CNBC Indonesia – Lebih dari 70.000 pengemudi ojek dari Inggris, yang sebelumnya berstatus partner, kini menjadi karyawan tetap Uber Technologies. Mereka menerima tunjangan, upah minimum, gaji liburan dan dana pensiun.
“Lebih dari 70.000 pengemudi di Inggris diperlakukan sebagai pekerja yang setidaknya memperoleh upah hidup nasional saat mengendarai Uber,” kata Uber, dikutip AFP, Rabu (17/3/2021).
Keputusan itu muncul beberapa minggu setelah putusan Mahkamah Agung yang diperkirakan akan mengguncang ekonomi Inggris. Hal ini sekaligus mengubah sikap Uber yang pernah mengungkapkan bahwa pengemudi jasanya adalah pengusaha.
Kebijakan baru ini akan memungkinkan pengemudi untuk merencanakan masa depan mereka, menurut Uber. Termasuk menjaga fleksibilitas.
Dara Khosrowshashi, kepala eksekutif Uber, mengatakan bagaimana platform tersebut kemungkinan akan bekerja secara berbeda di sejumlah negara.
“Masa depan pekerjaannya adalah masalah yang terlalu besar untuk solusi yang cocok untuk semua ukuran, dan itu bagus,” katanya.
Putusan Inggris menyusul putusan Mahkamah Agung California bulan lalu. Pengadilan menginginkan pekerja Uber diklasifikasikan sebagai kontraktor.
Sebelumnya, pengemudi dan katering di layanan aplikasi mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung California pada Januari. Mereka menyerukan pencegahan undang-undang ketenagakerjaan yang disebut Proportion si 22, yang didukung oleh penyedia layanan sesuai permintaan seperti Uber dan Lyft.
Dalam hubungan ini, pengemudi tetap menjadi kontraktor independen. Namun, perusahaan yang melindungi mereka haus akan tunjangan seperti upah minimum, iuran perawatan kesehatan, dan asuransi lainnya.
Sementara itu, Spanyol juga memutuskan untuk membayar pengemudi yang bekerja di pengiriman bahan makanan, seperti Deliveroo dan Uber Eats, sebagai karyawan. Ini menyusul keluhan tentang kondisi kerja pemasok makanan.
(Roy / Roy)