Yerica Lai (The Jakarta Post)
Jakarta
Sabtu, 24 Juli 2021
Polisi mendirikan kawat berduri dan barikade beton di sekitar istana presiden di Jakarta Pusat pada hari Sabtu untuk meningkatkan keamanan setelah seruan publik untuk pawai anti-pemerintah diedarkan.
Jalan-jalan tertentu di daerah Harmoni dan yang menuju ke istana juga telah ditutup.
Lebih dari 3.000 pegawai Tentara Nasional Indonesia (TNI), polisi dan pemerintah Jakarta, menurut laporan media, digunakan untuk mengamankan lokasi tambahan di Jakarta, termasuk Monumen Nasional (Monas) dan gedung DPR di Senayan .
Beberapa orang yang dituduh menghasut protes ditangkap di Mapolrestabes Jakarta, Sabtu.
“Peran Anda masih diselidiki,” kata Komisaris Besar, Kapolres Jakarta. Marsudianto, dikutip oleh Tempo.co.
Baca juga: Keyakinan dalam penanganan pandemi oleh Presiden Jokowi tenggelam: survei LSI
Seruan kepada masyarakat beredar di media sosial dan grup WhatsApp untuk memprotes Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat (PPKM Darurat) pada Sabtu. Dalam pamflet digital yang tersebar luas berlabel “Jokowi Endgame”, logo aplikasi transportasi online Gojek dan Grab, aliansi mahasiswa dan serikat pekerja ditampilkan sebagai peserta. Selebaran tersebut mengacu pada Presiden Joko “Jokowi” Widodo.
Menurut selebaran itu, peserta dari Glodok harus berbaris ke istana.
“Ajak semua elemen masyarakat untuk berbaris melawan PPKM dan menghancurkan oligarki istana,” bunyi selebaran itu.
Polisi nasional telah meminta penduduk untuk menahan diri dari berpartisipasi dalam demonstrasi.
“Kami berharap masyarakat menghindari keramaian karena kasus COVID-19 masih tinggi,” kata Juru Bicara Polri Kombes. kata Argo Yuwono dalam keterangannya, Jumat.
Baca juga: Jokowi menghadapi gemuruh ketidakpuasan saat krisis pandemi semakin dalam
Berbicara pada konferensi pers live streaming pada hari Sabtu, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengatakan “sekelompok orang” mencoba mengambil keuntungan dari pandemi untuk menggulingkan pemerintah.
“Pemerintah sadar ada sekelompok orang yang ingin memanfaatkan situasi. […] Mereka hanya ingin melawan pemerintah, memanfaatkan situasi, ”katanya.
Dia mendesak masyarakat untuk tetap tenang, mengatakan pemerintah mencatat dan mendengarkan kekhawatiran masyarakat.
“Pemerintah memahami bahwa ada ketakutan dan kekhawatiran tentang ketidakpastian situasi COVID-19,” katanya. “Kami akan bekerja sama dengan tokoh agama dan masyarakat untuk membangun solidaritas dalam memerangi COVID-19.”
Grab dan komunitas pengemudi Gojek, yang logonya tertera di pamflet, telah membantah berpartisipasi dalam demonstrasi yang direncanakan, menurut laporan media.