Staf JP (The Jakarta Post)
Jakarta ●
Minggu, 3 Juli 2022
Kemayu menawarkan kreasi parfum yang penuh perasaan dengan memasukkan bumbu dan rempah-rempah Indonesia ke dalam variannya, menghasilkan wewangian yang menceritakan kisah unik.
Ketika pandemi memaksa orang untuk menghabiskan lebih banyak waktu di rumah, banyak yang menemukan bahwa wewangian rumah tidak hanya ada untuk menyegarkan ruangan; mereka juga dapat membantu mengatur berbagai jenis suasana hati.
Salah satu brand wewangian lokal yang mulai marak di masa pandemi adalah Kemayu yang secara kasar diterjemahkan menjadi “coquettish” dalam bahasa Inggris.
Vica Mardika Wong, pendiri Kemayu, percaya bahwa setiap aroma memiliki jiwa dan cerita yang berbeda untuk diceritakan. Dia menemukan bahwa wewangian kamar buatan lokal terlalu mahal atau kualitasnya tidak cukup baik. Berangkat dari keprihatinan tersebut, Vica membangun Kemayu yang menawarkan reed diffusers yang terbuat dari carrier oil asli Indonesia.
Diluncurkan pada tahun 2017, Kemayu menawarkan beragam wewangian, dari manis hingga musky. Sementara sebagian besar merek memilih platform digital untuk mengoptimalkan penjualan, Kemayu memutuskan untuk memasarkan produknya di beberapa toko offline.
“Kemayu dimulai di media sosial dan platform e-commerce sebelum suami saya mendorong saya untuk membuka toko pertama di Pondok Indah Mall, [South Jakarta]dua tahun lalu,” Vica berbagi.
“Dia pikir pengalaman adalah kunci untuk memasarkan produk wewangian rumah, seperti reed diffusers. [Users] dapat memiliki pengalaman langsung dengan mencium setiap wewangian dan merasakannya.”
Sementara beberapa menggunakan reed diffuser untuk menyegarkan ruangan mereka dengan wewangian tertentu, Kemayu bertujuan untuk memberikan sentuhan Indonesia pada produknya sambil juga mencoba menciptakan produk yang membangkitkan kenangan nostalgia.
Aroma unik: Mengutamakan bahan-bahan Indonesia, Kemayu percaya bahwa setiap aroma memiliki jiwa dan cerita yang berbeda untuk diceritakan. (Courtesy of Kemayu) (Courtesy of Kemayu/Courtesy of Kemayu)
Kebanggaan lokal
Sebagian besar produk Kemayu terbuat dari bumbu dan rempah-rempah Indonesia yang terkenal seperti kenanga kenanga (pohon kenanga), melati, mawar jawa, cengkeh dan tembakau. Minyaknya cukup terjangkau, dan Kemayu tidak kesulitan mencari bahan bakunya.
Menurut Vica, yang paling menantang adalah ketika harus meracik berbagai wewangian yang sesuai dengan nama masing-masing varian.
Kemayu memiliki nama yang catchy dan visioner untuk setiap variannya, seperti embung pagi (embun pagi), filosofi cinta (filsafat cinta) mekar (mekar) dan ombak pantai (gelombang laut).
Terlepas dari nama-nama tersebut, Kemayu memiliki puisi khusus untuk setiap produk yang menggambarkan aroma wewangiannya. Vica adalah orang di balik kata-kata cantik ini, seperti yang tertulis di depan tokonya di Mal Pondok Indah 2, Jakarta Selatan.
“Jika semesta hanya tentang aroma rindu / Rindu yang selalu membawaku ke dalam hati sanubarimu“katanya, yang diterjemahkan menjadi “Jika alam semesta hanya tentang aroma kerinduan, [it would be the] kerinduan yang selalu membawaku ke dalam hatimu.”
Merek ini juga menawarkan diffuser buluh yang tahan lama. Adnin Wirjodisoemo, 28, adalah salah satu pelanggannya dari Bandung yang terkesan dengan reed diffuser yang dibelinya.
“Hal yang paling mengejutkan saya adalah bahwa reed diffuser bisa bertahan selama sebulan, dan wewangiannya selalu [there] di ruang tamu saya,” katanya.
Kualitas tinggi: Adnin Wirjodisoemo senang dengan kualitas produk Kemayu, yang bertahan lebih lama daripada kebanyakan merek lokal lainnya. (Courtesy of Adnin Wirjodisoemo) (Courtesy of Adnin Wirjodisoemo/Courtesy of Adnin Wirjodisoemo)
Adnin juga menambahkan bahwa dia telah mencoba membeli beberapa reed diffuser lokal, tetapi dia belum menemukan yang bisa bertahan lebih lama dengan aroma yang lebih tahan lama daripada Kemayu.
“Dari apa yang saya cek di Instagram mereka, mereka memiliki banyak wewangian khas seperti ibu Pertiwi [mother Earth], secangkir teh manis [a cup of sweetened tea], itu kelapa [iced coconut water] lainnya gadis kemayu [coquettish girl],” kata Adnin yang bersikukuh bahwa Kemayu meracik wewangiannya untuk meniru aroma serupa yang mengelilingi masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Saat ini Kemayu memiliki 33 koleksi wewangian dan mencoba meluncurkan wewangian baru setiap dua bulan sekali.
“Awalnya saya bingung varian reed diffuser dari Kemayu yang mana karena variannya banyak tapi tidak ada deskripsi wanginya. [as I bought it online].
“Saya memutuskan untuk mengirim pesan ke sales administrator dan akhirnya memutuskan untuk memilih varian ilalang-ilalang,” kata Adnin. Ia tetap jatuh cinta pada varian ilalang-ilalang yang ia gambarkan sebagai “serai bercampur jeruk dan sentuhan manis manis yang juicy dan segar memberikan kesan bersih dan aromatik”.
Dukungan: Suami Vica adalah orang yang mendorongnya untuk membawa pengalaman Kemayu lebih dekat kepada pelanggan melalui toko offline. (Courtesy of Kemayu) (Courtesy of Kemayu/Courtesy of Kemayu)
Jiwa wewangian
Keyakinan Vica bahwa “setiap parfum memiliki jiwa dan cerita di baliknya” membawanya untuk menciptakan Kemayu, di mana dia ingin mengajak pelanggan untuk mengingat kenangan di balik setiap wewangian dan menciptakan pengalaman indah darinya.
Misalnya, Vica menciptakan ombak pantai sambil membayangkan keharmonisan laut dan tanaman hijau. Varian ini memiliki aroma tengah melati, mawar dan kamboja — jenis bunga putih yang biasanya jatuh di atas air laut.
Di samping itu ombak pantaiada juga asmara lainnya cinta pertama, yang masing-masing diterjemahkan menjadi “romantis” dan “cinta pertama”. Dengan asmaraKemayu berusaha menggambarkan romansa yang berapi-api dengan kunyit, rempah-rempah, kayu amber dan ambergris sebagai nada pertamanya.
Cinta pertama, sementara itu, mencoba untuk mencerminkan “manisnya” cinta pertama yang khas karena menggunakan aroma manis raspberry, nanas dan mangga serta aroma lipstik sutra.
“Parfum adalah seni yang membuat ingatan berbicara. Semua wewangian di balik Kemayu terkait dengan kepingan-kepingan kenangan hidup saya,” ujarnya. “Saya ingin berbagi cerita dan jiwa saya dengan dunia. Saya ingin menjual parfum yang terinspirasi dari keindahan Indonesia dan mengajak mereka [customers] untuk menghidupkan kembali kenangan itu.”
ohm