Jakarta, CNBC Indonesia – Kadar antibodi dari pasien yang sembuh dari virus corona (Covid-19) hanya bertahan hingga empat bulan. Ini ditunjukkan oleh penelitian terbaru di Islandia.
Ini menimbulkan pertanyaan tentang lamanya kekebalan yang dapat diperoleh seseorang ketika seseorang terinfeksi. Termasuk bagaimana efektifitas vaksin tersebut.
“Hasil ini mungkin berimplikasi pada risiko infeksi ulang dan resistensi vaksin,” kata Kari Stefansson, CEO deCode Genetics, yang melakukan penelitian tersebut.
Untuk mengetahui berapa banyak orang di Islandia yang terinfeksi virus corona, para peneliti mengukur tingkat antibodi pada lebih dari 30.000 orang Islandia. Berdasarkan hasil penelitian, mereka memperkirakan sekitar 1% populasi terinfeksi.
Dari kelompok ini, 56% telah menerima diagnosis yang dikonfirmasi setelah tes laboratorium PCR standar, sementara 14% lainnya tidak didiagnosis secara resmi tetapi dikarantina setelah terpapar virus.
Tes antibodi kemudian dilakukan pada 30% sisanya, yang mengarah pada deteksi infeksi sebelumnya. Dari 1.215 orang dengan infeksi yang dikonfirmasi dengan PCR, 91% memiliki tingkat antibodi yang hanya meningkat dalam dua bulan pertama setelah diagnosis.
Sebuah editorial yang menyertai penelitian tersebut memperingatkan bahwa tidak jelas apakah antibodi dari pasien yang pulih akan melindungi mereka dari infeksi ulang. Namun demikian, hasil ini hanya fokus pada kelompok yang homogen dan oleh karena itu diperlukan penelitian yang lebih mendalam.
(Kepala kepala)