Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi memperkirakan bonus demografi di Indonesia akan habis pada tahun 2038.
Menurut Lutfi, PDB per kapita Indonesia adalah $ 463 per kapita selama krisis keuangan Asia 1998. Selama 10 tahun ke depan, PDB per kapita Indonesia naik 1.000% menjadi $ 4.051 per kapita pada tahun 2018.
“Tantangan mendatang sebesar $ 4.000 harus berkembang menjadi $ 12.500 sebelum bonus demografi kami habis. Menurut perhitungan, bonus demografis kami akan habis pada tahun 2038,” jelas Lutfi dalam webinar Millenial Hub: Millennial Fest x PPI Belgium, Sabtu (17 April 2021).
Menurut OECD, Lutfi mengatakan, Indonesia akan terjebak pada middle income trap jika bonus demografinya habis dan Indonesia tidak bisa mengembangkannya.
Oleh karena itu, menurut Lutfi, Indonesia membutuhkan pemain ekonomi baru yang kuat untuk menjadi negara maju pada tahun 2045.
“Kita butuh pemain ekonomi baru yang kuat untuk menjadi negara maju. Investasi di bidang infrastruktur dan teknologi itu gampang dikatakan, tapi sulit diterapkan,” ucapnya.
Dalam materi pemaparannya dijelaskan bahwa pemerintah memiliki tiga skenario untuk menjadi negara maju. Skenario ini adalah skenario sederhana, tinggi, dan sangat tinggi.
Dalam skenario baseline, pertumbuhan ekonomi harus mampu tumbuh sebesar 5,1% per tahun pendapatan per kapita untuk mencapai $ 19.794. Dengan demikian, perekonomian Indonesia diperkirakan akan menempati urutan ke-7 dunia.
Dalam skenario tinggi, perekonomian dengan pendapatan per kapita 23.199 dolar AS diperkirakan tumbuh 5,7% per tahun dan perekonomian Indonesia menempati urutan kelima dunia.
Dalam skenario yang sangat tinggi, pertumbuhan ekonomi diharapkan tumbuh sebesar 6,4% per tahun dan pendapatan per kapita sebesar USD 28.934. Indonesia diperkirakan menempati urutan ke-4 ekonomi terbesar di dunia.
Pertumbuhan 7,9% dan bagian dari produk domestik bruto (PDB) 54% diharapkan untuk ekspor.
“Produksi kita saat ini tidak seburuk itu, tapi untuk memiliki ekonomi yang tinggi 6,4% kita perlu meningkatkan 32% bagian produksi kita dari PDB,” kata Lutfi.
“Prediksi saya untuk ekspor 8%. Jadi banyak yang harus kita lakukan, harus mulai dari sekarang,” kata Lutfi.
(Saya i)