Jakarta, CNBC Indonesia – Manajemen PT Bank Permata Tbk (BNLI) sore ini akan mengumumkan ketua baru yang akan menggantikan Ridha Wirakusumah, yang akan menggantikan Jokowi sebagai Chief Executive Officer (CEO) Lembaga Manajemen Investasi (LPI), sebuah trust fund Indonesia bernama Otoritas Investasi Indonesia, diangkat (IN ONE)
Richele Maramis, Head of Corporate Affairs PermataBank, mengumumkan bahwa manajemen akan mengumumkan nama penerus Ridha yang akan menjabat sebagai Presiden Direktur.
“Kami akan mengeluarkan siaran pers sore itu. Mohon tunggu,” kata Richele kepada CNBC Indonesia, Selasa (16 Februari 2021).
Seperti diketahui, Ridha sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama Bank Permata berdasarkan hasil RUPS luar biasa pada 13 Desember 2016.
Tercatat di situs resmi Bank Permata bahwa Ridha memperoleh gelar PhD di bidang administrasi bisnis dari City University Hong Kong pada tahun 2016. Ia sebelumnya memperoleh gelar Bachelor of Science dari Ohio University pada tahun 1985 dan gelar Master of Business Administration dari Ohio University pada tahun 1987.
Ridha menduduki beberapa posisi senior, antara lain Managing Partner di DNB Consulting and Investments, Hong Kong (2014-2016), Anggota Dewan Komisaris PT Austindo Nusantara Jaya, Tbk. (2014-2016), Anggota Dewan Komisaris di Postcard and Tag, Hong Kong (2015-2016), Anggota Dewan Komisaris PT Bayan Resources, Tbk. (2016) dan Direktur Utama PT Maybank Indonesia, Tbk. (2009-2011).
Jabatan penting lainnya yang dipegang Ridha adalah sebagai anggota Dewan Komisaris di PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk, Direktur di KKR, Hong Kong, Presiden dan CEO AIG Inc, Hong Kong, Banker Asia Pacific, CEO Asia Pacific di General Electric Company , Head of Corporate Finance di Bankers Trust, Jakarta, dan Vice President Corporate Banking Group, Head of Citibank, Jakarta.
“Dia sangat berpengalaman sebagai eksekutif senior. Terakhir dengan CEO Bank Permata. Dia punya pengalaman panjang. Kemudian CEO Asia Pasifik di GE dan CEO Maybank Indonesia,” perkenalkan Presiden Jokowi Ridha, Ketua Umum SWF.
Kepala negara mengatakan, SWF atau INA memiliki posisi strategis untuk mempercepat pembangunan berkelanjutan, meningkatkan dan mengoptimalkan nilai kekayaan negara dalam jangka panjang, serta memberikan alternatif pembiayaan untuk pembangunan berkelanjutan.
“INA akan menjadi mitra strategis bagi Jerman dan luar negeri sehingga pembiayaan berkelanjutan dimungkinkan,” ujarnya.
(hps / hps)