Jakarta [Indonesia]Juni (ANI): Dengan meningkatnya infeksi COVID-19 dan varian yang mematikan, para dokter Indonesia menjadi pusat krisis karena banyak yang meninggal setelah divaksinasi dengan vaksin China COVID-19 Sinovac.
Pada hari Kamis, negara itu mencatat lebih dari 20.000 kasus COVID-19, jumlah tertinggi sejak pandemi dimulai. Rumah sakit di Jakarta, ibu kota negara, kehabisan oksigen lagi, dan persentase nasional tes positif COVID mencapai 14,6 persen pekan lalu, New York Times (NYT) melaporkan, dengan 401 sejak pandemi dimulai. Dokter meninggal di Indonesia. Demikian disampaikan tim pengurangan risiko Ikatan Dokter Indonesia, Jumat. Setidaknya 20 dokter telah divaksinasi lengkap dengan Sinovac.
Namun, menurut tim pengurangan risiko Ikatan Dokter Indonesia, penurunan terjadi ketika 358 tenaga medis di Kudus yang divaksinasi Sinovac dinyatakan positif dalam waktu dua minggu.
Indonesia memvaksinasi kurang dari 5 persen populasinya, meskipun vaksinasi dimulai pada bulan Januari. Dari mereka yang divaksinasi, sebagian besar menerima dosis Sinovac, yang diyakini kurang efektif terhadap varian COVID-19 tertentu.
Penyebaran varian delta di kudus terjadi begitu cepat. Jumlah pasien COVID-19 yang terkena varian Delta naik dari 30 orang per hari pada pertengahan Mei menjadi sekitar 400 pasien dua minggu kemudian.
Sinovac, yang diproduksi oleh perusahaan farmasi China dan disponsori oleh pemerintah China, telah dikritik karena kurangnya transparansi dalam uji klinisnya. Namun, Indonesia membutuhkan setidaknya 360 juta dosis lagi untuk memvaksinasi negara dengan benar, dan Sinovac telah menjadi satu-satunya produsen yang memberikan dosis dalam jumlah besar, NYT melaporkan.
Bagi petugas kesehatan Indonesia yang berjuang dengan ruang gawat darurat yang padat dan khawatir tentang kekebalan mereka sendiri, skeptisisme vaksinasi adalah sakit kepala lain pada saat mereka mengira negara akhirnya bisa keluar dari pandemi.
Sebelumnya, NYT melaporkan bahwa negara-negara seperti Mongolia, Seychelles dan Bahrain, yang mengandalkan vaksin COVID-19 China yang tersedia dengan mudah, kini berjuang dengan lonjakan infeksi.
Di Seychelles, Chili, Bahrain, dan Mongolia, sekitar 50 hingga 68 persen populasi telah divaksinasi penuh dengan vaksin China, menurut Our World in Data, sebuah proyek pelacakan data. Mereka juga termasuk di antara 10 negara teratas dengan wabah COVID-19 terburuk minggu lalu.
Beijing melihat diplomasi vaksinnya sebagai peluang untuk keluar dari pandemi sebagai kekuatan dunia yang lebih berpengaruh. Pemimpin tertinggi China, Xi Jinping, berjanji untuk memberikan suntikan China yang dapat dengan mudah disimpan dan diangkut ke jutaan orang di seluruh dunia. (ANI)