Sebagai ketua kepresidenan G20 2022, Indonesia mendorong reformasi arsitektur kesehatan global.
Jakarta (ANTARA) – Semua pihak harus memastikan bantuan global tersalurkan dengan baik untuk membantu masyarakat yang membutuhkan di tengah pandemi, kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin.
“Kami perlu memastikan bahwa kami terus mengucurkan bantuan manufaktur (logistik) dan vaksin global, terutama ke negara-negara selatan, sehingga semua orang aman (dari terpapar COVID-19),” tambahnya pada KTT Filantropi Asia 2022, Jumat .
Selain itu, negara-negara G20, di bawah Kepresidenan Indonesia 2022, telah sepakat untuk membentuk Dana Perantara Keuangan (FIF) sebagai salah satu langkah nyata untuk memperkuat infrastruktur kesehatan global, katanya.
Berita Terkait: Pandemi menggarisbawahi perlunya reformasi sektor kesehatan: Kepala KSP
Program pendanaan global ini dimulai pada Pertemuan Tingkat Menteri Kesehatan dan Keuangan G20 2022 ke-1 yang diselenggarakan di Yogyakarta pada 20 dan 21 Juni 2022.
Sejauh ini, komitmen penggalangan dana untuk FIF, yang dimaksudkan untuk membantu mencegah pandemi di masa depan, telah mencapai US$1,4 miliar.
Menkeu berharap komitmen penggalangan dana terus meningkat sehingga dunia menjadi lebih siap dan tangguh dalam menghadapi setiap krisis kesehatan.
“Sebagai ketua Kepresidenan G20 2022, Indonesia mendorong reformasi arsitektur kesehatan global,” kata Sadikin.
Berita Terkait: Indonesia memiliki stok lima juta dosis vaksin COVID-19: Menteri
Meski demikian, protokol pemanfaatan dana tersebut perlu diatur untuk memperlancar pelaksanaan pelayanan kesehatan guna mencegah terjadinya pandemi di masa mendatang.
Lebih lanjut, menteri mencatat pentingnya melibatkan sektor swasta untuk memastikan akses masyarakat global ke layanan medis darurat, termasuk diagnosis, pengobatan, dan vaksinasi, untuk menghadapi pandemi di masa depan.
Pendanaan filantropi telah berkontribusi untuk mempercepat pelaksanaan layanan kesehatan, tambahnya.
Misalnya, ketika pasokan oksigen medis di Indonesia tidak mencukupi karena tingginya kasus COVID-19 yang disebabkan oleh transmisi cepat varian Delta, bantuan oksigen medis diperoleh antara lain melalui filantropi, kata Sadikin.
Berita Terkait: Indonesia dapatkan sampel WHO untuk penilaian lab COVID-19
Berita Terkait: Pemerintah terus mereformasi sistem kesehatan melalui promosi, pencegahan