INDONESIA meminta maaf atas penganiayaan seorang diplomat Nigeria oleh pejabat imigrasi, dengan mengatakan sedang menyelidiki apa yang disebut negara Afrika Barat itu sebagai “tindakan kejahatan internasional yang mengerikan”.
Awal pekan ini, Nigeria memanggil duta besarnya kembali ke Jakarta, ibu kota Indonesia, dan bertemu dengan kepala utusan negara Asia Tenggara di Abuja setelah video bocor dari insiden itu menjadi viral Sabtu lalu.
Klip menunjukkan trio petugas imigrasi Indonesia memegang diplomat di kursi belakang mobil dengan satu mendorong kepala pria itu sambil berteriak “Saya tidak bisa bernapas” dan “Leher saya, leher saya”.
“Kementerian Luar Negeri menyayangkan kejadian tersebut,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah, Kamis.
“Itu adalah kasus yang terisolasi dan tidak ada hubungannya dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk memenuhi kewajibannya sebagai negara tuan rumah di bawah Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik.”
Kasus ini sedang diselidiki oleh Departemen Kehakiman, juru bicara itu menambahkan.
Diplomat itu ditangkap di sebuah jalan di ibu kota.
Direktur Imigrasi Jakarta Ibnu Chuldun mengatakan petugas sedang menyelidiki laporan orang asing yang telah melampaui izin mereka dan dia menolak untuk memberikan identitas.
Dia kemudian menjadi agresif dan menyerang salah satu petugas, kata Chuldun, menambahkan bahwa “kesalahpahaman” telah diselesaikan “secara damai”.
Namun Nigeria mengecam tindakan petugas tersebut.
“Pemerintah Nigeria mengutuk keras apa yang memang merupakan tindakan mengerikan kejahatan internasional oleh aktor negara Indonesia … tanpa pembenaran dan bertentangan dengan hukum internasional,” katanya dalam sebuah pernyataan, Selasa.
“Pemerintah Nigeria menuntut sanksi yang sesuai terhadap pejabat yang bertanggung jawab dan telah memanggil duta besarnya untuk Indonesia untuk berkonsultasi.” – AFP