TEMPO.CO, jakarta – Presiden Joko”JokowiWidodo memperkirakan proyek hilirisasi batu bara dimethyl ether (DME) dapat menghemat anggaran negara hingga Rp 7 triliun yang digarap oleh perusahaan tambang batu bara milik negara PT Bukit Asam (PTBA) bersama dengan BUMN gas dan perusahaan minyak Pertamina dan Air Products & Chemicals Inc. (APCI).
“Jika itu [project] oleh Bukit Asam bekerjasama dengan Pertamina dan Air Products selesai dan siap untuk berproduksi, dapat mengurangi subsidi anggaran pemerintah sekitar Rp 7 triliun,” kata Presiden saat acara peletakan batu pertama proyek yang dimulai pada Senin, 24 April. Januari, disiarkan secara virtual.
Dia menjelaskan, saat ini impor liquefied petroleum gas (LPG) Indonesia sangat besar yaitu sekitar Rp 80 triliun sedangkan kebutuhan nasional mencapai Rp 100 triliun. Dari nilai tersebut, pemerintah juga diwajibkan memberikan subsidi dari APBN antara Rp 60-70 triliun kepada pemerintah kota.
“Apakah kita ingin terus seperti ini, terus mengimpor? Yang untung dan menciptakan lapangan kerja adalah negara lain, meskipun bahan mentahnya kita sendiri. Kami memiliki bahan baku yaitu batu bara yang bisa dikonversi menjadi DME,” tegas kepala negara.
Dia juga mengatakan menghentikan semua impor LPG dan menggantinya dengan DME dapat menghemat dana kekayaan negara yang mencapai Rs 60-70 triliun.
Jokowi berharap setelah proyek ini selesai, proyek serupa akan diluncurkan di daerah lain. Produksi dalam proyek ini nantinya hanya dapat memasok DME untuk wilayah Sumatera Selatan dan sekitarnya.
Membaca: Jokowi yakin Indonesia akan memimpin perdagangan karbon global
MUHAMMAD HENDARTYO