Presiden Indonesia Joko Widodo meminta umat Kristiani di negara mayoritas Muslim untuk memperkuat “ikatan persaudaraan” dan menjaga lingkungan dalam pesan Natal.
06 Januari 2023
Presiden Joko Widodo berfoto bersama para pastor Katolik saat berkunjung ke Gereja Katedral Bogor pada hari Natal. (Foto Berita UCA/Katedral Kosmos Bogor/Radio Veritas Asia)
JAKARTA: Presiden Indonesia Joko Widodo meminta umat Kristiani di negara mayoritas Muslim untuk memperkuat “ikatan persaudaraan” dan menjaga lingkungan dalam pesan Natal.
Presiden berbicara kepada umat pada Hari Natal saat berkunjung ke katedral di Bogor, Jawa Barat.
“Mari kita terus perkuat ikatan persaudaraan dan lingkungan kita untuk kebangkitan negara kesatuan Republik Indonesia,” kata Widodo seperti dikutip.
Pastor Yohanes Suparto, vikjen Keuskupan Bogor, mengaku senang Widodo mengunjungi gereja tersebut.
“Kami sangat-sangat heran betapa bahagianya semua orang ketika Jokowi masuk ke gereja, apalagi Jokowi ternyata orang yang selalu ingin dekat dengan siapa saja,” kata imam itu.
Widodo dikenal di Indonesia dengan julukannya “Jokowi.”
Pastor Suparto mengatakan kunjungan presiden “adalah sejarah … karena hanya Jokowi yang pernah datang sebagai presiden untuk masuk ke gereja kita.”
“Pesan Jokowi juga ampuh untuk kita, maka kita harus tetap bersatu dan toleran demi kebangkitan negara Indonesia yang kita cintai ini,” kata imam itu.
Rita Marcia, salah satu anggota paduan suara di Gereja Katedral Bogor, mengatakan kunjungan presiden itu “luar biasa,” menambahkan bahwa momen itu adalah “hadiah terindah” selama perayaan Natal.
“Ini adalah kado Natal terindah bagi umat Katedral Bogor. Ini adalah hadiah yang indah bagi kami, ”katanya.
“Seorang presiden yang berkunjung dengan kerendahan hati, dengan semua ritus yang harus dia patuhi di gereja. Dia telah menunggu untuk masuk. Itu sangat merendahkan, paling menghargai, dan paling luar biasa bagi kami,” kata Marcia.
Muslim terdiri lebih dari 80 persen dari 273 juta penduduk negara itu. Per Juni 2021, ada 28,82 juta orang Kristen di negara itu dengan sekitar 8,5 juta umat Katolik. — Berita LiCAS