Jakarta, CNN Indonesia –
hipertensi atau yang dikenal dengan tekanan darah tinggi dapat disebabkan oleh beberapa hal yang berbeda. Namun, kebanyakan disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan.
Hanya saja gaya hidup dengan makanan yang dikonsumsi setiap hari ternyata bisa memicu kambuhnya tekanan darah tinggi. Dokter spesialis penyakit dalam Tunggul D. Situmorang mengatakan, begitu orang sadar berisiko terkena tekanan darah tinggi, mereka perlu mengatur makanan yang dimakan.
“Kalau tahu berisiko, tekanan darah tinggi bisa dicegah dan dikendalikan,” kata Presiden Jenderal Perhimpunan Darah Tinggi Indonesia (InaSH) itu, dikutip Antara.
Tak hanya mengontrol konsumsi garam, berbagai makanan yang membentuk tubuh berlemak dan menyebabkan obesitas juga harus dihindari. Karena obesitas menyebabkan tekanan darah tinggi.
Orang dengan tekanan darah tinggi disarankan untuk makan makanan rendah lemak untuk mengurangi risiko tekanan darah tinggi. Tunggul mengatakan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat merupakan syarat utama untuk menjaga kesehatan.
“Baru setelah itu saya minum obat,” katanya.
Hipertensi tidak bisa disembuhkan, hanya bisa dikontrol. Saat seseorang dalam pengobatan dan tekanan darahnya turun, itu adalah upaya untuk mengontrol tekanan darah, bukan untuk menjadi lebih baik.
Makanya, masyarakat diimbau untuk patuh saat minum obat agar tekanan darah terkontrol dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan lainnya.
Kementerian Kesehatan mengatakan 13,3 persen pasien COVID-19 dengan hipertensi bawaan atau komorbid atau tekanan darah tinggi telah meninggal.
Hipertensi merupakan faktor risiko kematian tertinggi bagi pasien COVID-19, diikuti oleh kondisi penyerta lainnya seperti diabetes, penyakit arteri koroner, dan gagal ginjal.
Dari 1.641 penderita COVID-19, hipertensi merupakan penyakit penyerta terbanyak dengan total 50,8 persen.
Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya tekanan darah tinggi atau tekanan darah tinggi, Anda perlu dengan terampil mengatur makanan sehat yang masuk ke dalam tubuh.
(chs)