Jakarta, CNN Indonesia –
Sebanyak 214 juta data pengguna Facebook, Instagram sampai LinkedIn bocor. Data yang diduga bocor sejak bulan lalu berjumlah sekitar 408 GB.
Ketika Lifehacker dimulai, kebocoran itu tidak menargetkan kata sandi dari akun pengguna atau informasi keuangan untuk pengguna Facebook dan Instagram. Data yang dicuri termasuk alamat email, nomor telepon, dan nama lengkap pengguna, serta informasi lokasi tertentu.
Ini karena Socialarks, sebuah perusahaan pengelola media sosial dari China, membuat database hanya dengan mengumpulkan informasi publik di Facebook dan Instagram.
Mulailah Detektif keamananBasis data Socialarks menyimpan data pribadi seperti nomor telepon dan alamat email pengguna Instagram dan LinkedIn yang tidak boleh dibagikan pengguna kepada publik.
Detektif keamanan mengatakan kerentanan dalam database ini ditemukan bulan lalu dan memberi tahu Socialarks setelah dipastikan bahwa perusahaan yang berbasis di Hong Kong memiliki server tersebut. Server segera dicadangkan pada hari yang sama.
Karena kurangnya keamanan di server perusahaan, siapa pun yang memiliki alamat IP dapat mengakses database yang berisi jutaan informasi pribadi orang lain.
Menurut Anurag Sen, kepala tim Cybersecurity Safety Detectives, basis data target berisi lebih dari 318 juta catatan informasi pribadi.
Sen dkk. Sadar bahwa semua data yang bocor berasal dari platform media sosial yang melanggar Ketentuan Layanan Facebook dan Instagram.
Pelanggaran data Facebook Instagram dapat digunakan untuk melakukan penipuan finansial di platform lain termasuk perbankan online.
Informasi kontak dapat digunakan untuk menargetkan korban, termasuk mengirim email yang dipersonalisasi dengan informasi pribadi orang tersebut untuk kepercayaan dan bimbingan [korban] selami lebih dalam dunia privasi.
Berbagai informasi pribadi seperti nama depan dan belakang, alamat rumah dan email serta nomor ponsel dapat digunakan oleh pelaku kejahatan untuk melakukan serangan massal.
Dilaporkan juga bahwa Socialarks mengalami kebocoran data serupa pada Agustus 2020 yang mengakibatkan pencurian 150 data pengguna Facebook dan Instagram.
Sociolarks diketahui menyimpan data pengguna Facebook dan Instagram termasuk nama panjang, nomor telepon dan alamat email, foto profil, jumlah pengikut dan pekerjaan pengguna.
Socialarks saat ini berkantor pusat di Shenzhen dan Xiamen, Cina. Startup ini adalah perusahaan besar dengan lebih dari 10 kantor di China.
(dapat / DAL)