Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berbicara tentang keramaian di acara penyambutan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab yang digelar di kawasan Mega Mendung, Jawa Barat pada Jumat, 13 November 2020.
Hal itu disampaikannya tadi malam melalui acara Mata Najwa bertajuk ‘Pilah-Pilih Urus Pandemi’ pada Rabu (18 November 2020).
“Sebelum aksi massa, aparat melakukan pembinaan melalui aparat Kodim [Kodim] untuk menyampaikan pengertian agar acara berkurang dan dibatasi, ”ujarnya di acara Mata Najwa, seperti dikutip Bisnis, Kamis (19 November 2020).
Namun keesokan harinya, kata dia, euforia di masyarakat semakin berkembang sehingga tidak bisa ditahan lagi.
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan, Polda Jabar telah mengerahkan sekitar 1.200 pegawai plus 500 pegawai TNI.
Dalam situasi ini, tidak lagi menjadi kewenangan bupati atau aparat pemerintah, tetapi aparat keamanan. Dia mengatakan ada dua pendekatan.
Pertama, pendekatan humanistik, yang terdiri dari menciptakan pemahaman, menyikapi peristiwa dan aktivitas lain dan tidak mengganggu mereka. Kedua, pendekatan represif.
“Hitungan dari pasukan keamanan yang menghubungi saya ketika mereka menindas [maka] Ada kemungkinan gesekan, kemudian virus lagi, pelanggaran hak asasi manusia atau hal-hal yang menyebabkan penegakan hilang dan pihak berwenang menjadi represif, “lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Ridwan Kamil mengaku sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas keramaian di Mega Mendung.
Pada dasarnya tanggung jawabnya sebagai gubernur apapun yang terjadi di wilayah Jawa Barat.
“Saya orang yang paling bertanggung jawab ketika ada kebutuhan untuk mencari tahu siapa yang bertanggung jawab,” ujarnya.
Bisnis Indonesia bersama tiga media menggalang dana untuk membantu tenaga medis dan warga terdampak virus Corona yang dijalankan melalui Yayasan Lumbung Pangan Indonesia (rekening BNI: 200-5202-055).
Ayo, bantu donasi sekarang! Klik disini untuk lebih jelasnya.