Jakarta (ANTARA) – Menteri Agraria dan Tata Ruang Hadi Tjahjanto diharapkan bisa menyelesaikan implementasi kebijakan reforma agraria di sisa masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Setidaknya ada dua tugas pokok, pertama menyelesaikan (pelaksanaan) reforma agraria dan kedua menyelesaikan administrasi pengakuan tanah ulayat (tanah ulayat) dan tanah milik bersama masyarakat hukum adat di seluruh Indonesia,” Profesor Hukum Agraria, Fakultas Hukum Universitas Andalas, Prof Kurnia Warman, Rabu.
Presiden Jokowi melantik mantan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan politikus Partai Solidaritas Indonesia Raja Juli Antoni sebagai menteri dan wakil menteri agraria dan tata ruang.
Presiden menjelaskan, Tjahjanto dipilih sebagai menteri agraria dan tata ruang karena latar belakangnya sebagai jenderal TNI dan karena pengalamannya menguasai wilayah geografis Indonesia.
Presiden Jokowi mendesak menteri yang baru dilantik untuk segera menyelesaikan masalah sengketa tanah dan sertifikat tanah dalam Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).
Pengamat pertanahan dari Konsorsium Pembaruan Agraria Ivan Nurdin mengatakan, pergantian menteri agraria dan tata ruang mengindikasikan perlunya percepatan realisasi reforma agraria yang harus dilakukan pemerintah.
Nurdin mengakui Tjahjanto mahir memahami wilayah geografis Indonesia berkat pengalamannya sebagai panglima. Namun, dia percaya bahwa mantan komandan perlu mengembangkan pemahaman yang lebih luas tentang konflik tanah.
“Tentu ada pengalaman dalam hal penguasaan geografis, (tapi pemahaman) atas konflik tanah tentu tidak ada. Apalagi masalahnya sangat berbeda dan juga bagaimana penanganannya,” kata Nurdin.
Usai dilantik, Tjahjanto menyatakan komitmennya untuk menyelesaikan proses sertifikasi tanah melalui Program PTSL.
Berita Terkait: Tjahjanto ditugasi menerbitkan 126 juta sertifikat tanah
“Tugas saya yang pertama adalah menyelesaikan (proses penerbitan) sertifikat kepada rakyat yang selama ini terealisasi sebanyak 81 juta (persil). Target yang ingin kita capai adalah 126 juta sertifikat,” Hal itu disampaikan Menteri Tjahjanto usai Upacara Pelantikan Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Kepresidenan, Rabu.
Tjahjanto berkomitmen mewujudkan target penerbitan sertifikat hingga 126 juta bidang tanah pada 2024, bersama asistennya, Wakil Menteri Agraria dan Penataan Ruang, Antoni, yang juga dilantik pada Rabu.
Dia akan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan di daerah untuk melihat situasi negara, sehingga tidak ada perselisihan.
“Sengketa tanah juga bisa tumpang tindih antara milik lembaga atau unit lain dengan milik rakyat. Itu akan segera kita selesaikan,” ujarnya.
Berita Terkait: Hasan, Tjahjanto mengalami tokoh: Menteri Hartarto